Selasa 24 Apr 2018 22:56 WIB

Trump Peringatkan Iran tidak Memulai Lagi Program Nuklir

Rouhani juga meminta Trump tetap menjalankan kesepakatan penghentian program nuklir.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump
Foto: slate.com
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menyatakan Iran akan menghadapi masalah lebih besar bila berani memulai lagi program nuklirnya.

''Mereka akan menghadapi masalah lebih besar dari yang pernah mereka hadapi,'' kata Trump di sela-sela pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Gedung Putih, Selasa (24/4).

Trump melihat, ketimbang melakukan rekonsiliasi seperti Eropa, AS lebih memilih kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Bila direalisasikan, hal itu akan mengganggu kesepakatan antara Iran dengan sejumlah negara nampak kurang berhasil.

Di Washington, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mencoba meyakinkan Trump tidak merusak perjanjian yang ada. Seorang pejabat senior Iran menyatakan Iran mungkin tidak akan melanjutkan kesepakatan penghentian program nuklirnya.

Hal itu bila Trump terus merecoki kesepakatan Iran dengan lima sejumlah adikuasa dunia antara lain Rusia, Cina, Jerman, Inggris, dan Prancis. Kesepakatan itu menjanjikan dicabutnya sanksi bila Iran bersedia menghentikan program nuklirnya.

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani, mengatakan, Organisasi Energi Atom Iran (AEO) sudah siap dengan aksi kejutan bila kesepakatan itu diacak-acak. Ditanya soal kemungkinan Iran keluar dari Perjanjian Non Proliferasi Nuklir (NPT), Shamkhani mengatakan itu adalah satu dari tiga opsi yang Iran pertimbangkan.

Presiden Iran Hassan Rouhani juga meminta Trump tetap menjalankan kesepakatan yang ada bila tak ingin menghadapi akibat yang serius. ''Saya peringatkan Gedung Putih, kalau mereka tidak memenuhi komitmennya, kami akan beraksi dan kami siap dengan segala kemungkinan,'' kata Rouhani.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement