REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebelas negara yang berkeinginan untuk membentuk pakta perdagangan Asia-Pasifik setelah Amerika Serikat (AS), menarik diri dari versi sebelumnya akan menandatangani sebuah kesepakatan di Chile pada Maret mendatang. Hal itu diungkapkan Menteri Ekonomi Jepang pada Selasa (23/1) waktu setempat, yang menurutnya ini adalah sebuah kemenangan besar bagi Tokyo.
Dilansir laman Reuters, kesepakatan tersebut merupakan kemenangan bagi pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, yang telah melobi keras untuk menyelamatkan perjanjian tindakan tersebut, yang pada awalnya disebut Kemitraan Trans-Pasifik. Dalam salah satu tindakan pertamanya sebagai presiden AS pada Januari 2017, Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian yang sebelumnya disepakati oleh 12 negara tersebut.
Abe menyebut kesepakatan tersebut sebagai dorongan untuk pertumbuhan dan reformasi di Jepang dan simbol komitmen untuk perdagangan bebas dan multilateral pada saat Trump menekankan kebijakan America First.
Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan Perjanjian Komprehensif dan Progresif yang baru untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTTP), atau TPP-11, akan menjadi mesin untuk mengatasi proteksionisme yang muncul di belahan dunia. Dia menambahkan, Jepang akan menjelaskan pentingnya kesepakatan tersebut kepada Washington, dengan harapan bisa membujuknya untuk bergabung.
Para menteri dari 11 negara termasukJepang, Australia, dan Kanada, sepakat pada November mengenai elemen inti untuk bergerak maju tanpa AS. Namun, tuntutan oleh negara-negara termasuk Kanada untuk langkah-langkah yang memastikan kesepakatan tersebut melindungi pekerjaan yang diblokir dalam kesepakatan akhir.
Hasil ini menegaskan, kembali komitmen kolektif negara-negara CPTPP terhadap liberalisasi perdagangan dan integrasi regional yang lebih besar, menurut pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura.
Perdana Menteri Australia MalcolmTurnbull mengatakan, pekan lalu bahwa kesepakatan baru tersebut akan segera membuka pinntu bagi partisipasi AS pada akhirnya.
Sementara itu, Kanada, kata Motegi, yang menginginkan perlindungan industri budayanya, dan Vietnam yang khawatir dengan peraturan perlindungan buruh, akan melakukan surat-menyurat secara terpisah dengan anggota lain mengenai topik tersebut pada saat penandatanganan tersebut.
Waktu kesepakatan itu penting bagi Kanada,yang mencoba melakukan diversifikasi ekspornya. Pembicaraan dengan Meksiko dan AS mengenai modernisasi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) mengalami masalah dan mungkin akan gagal.
Sebuah sumber pemerintah Kanada mengonfirmasi bahwa Ottawa akan menandatangani kesepakatan tersebut, dengan mengatakan, pihaknya telah mendapatkan keuntungan nyata. Ini termasuk perlindungan budaya dan penghentian ketentuan investasi yang ditolak oleh Kanada, kata sumber tersebut, yang menolak untuk diidentifikasi mengingat sensitivitas situasi tersebut.