Kamis 01 Feb 2018 14:42 WIB

Pemimpin Milisi Moro Temui Jusuf Kalla

MILF ingin belajar dari pengalaman Pemerintah Indonesia dalam tangani konflik Aceh.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menerima delegasi Moro Islamic Liberation Front (MILF). Dalam pertemuan tersebut, MILF ingin belajar dari pengalaman pemerintah Indonesia khususnya dalam menangani konflik separatisme di Aceh.

Pimpinan MILF, Murad Ebrahim menilai Indonesia memiliki pengalaman dan sangat sukses dalam menciptakan perdamaian. Menurutnya, situasi yang terjadi di Mindanao saat ini hampir sama dengan situasi yang pernah dialami di Aceh dan Papua.

Sebelum bertemu dengan wakil presiden, delegasi MILF telah berkunjung ke Aceh dan bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh. Pertemuan tersebut untuk mempelajari proses perdamaian di Aceh yang terwujud 13 tahun silam.

"Kami ingin belajar dan kami sudah berkunjung ke Aceh dan terkesan dengan apa yang terjadi setelah tsunami dan konflik di sana, kami berharap ada pelajaran yang dapat kami petik dari sini dan diterapkan di Filipina," ujar Murad ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Kamis (1/2).

Murad mengatakan, Pemerintah Indonesia banyak membantu proses perdamaian di Mindanao, Filipina. Sampai saat ini International Monitoring Tim (IMT) masih terus melakukan monitor gencatan senjata antara kelompok radikal dengan tentara bersenjata. Murad berharap, wakil presiden dapat memberikan kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut.

"Kami berjalan bersama atas nama perdamaian, atas nama Islam dan atas nama aspirasi dunia untuk Filipina dan Indonesia yang baik," kata Murad.

Melalui pertemuan ini, Murad berharap proses perdamaian dapat segera terwujud di Mindanao. Selain itu, MILF juga akan berusaha untuk membebaskan beberapa orang warga Indonesia yang menjadi sandera di Filipina Selatan. Murad mengatakan, pihaknya selalu memonitor kondisi para sandera tersebut dan berusaha memindahkannya dari satu pulau ke pulau lainnya.

Dalam pertemuan dengan wakil presiden, turut hadir Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia AM Fachir dan Duta Besar Filipina untuk Indonesia Maria Lumen Isleta beserta jajarannya. Selain itu, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari United Nations Development Programme (UNDP).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement