REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu dari setiap empat anak dan remaja di Timur Tengah dan Afrika Utara tidak bersekolah atau terancam putus sekolah. Laporan yang dilansir oleh Dana Anak PBB (UNICEF) dan Institut Statistik Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB mengatakan lebih dari 21 juta anak di kedua wilayah tersebut terancam kehilangan peluang pendidikan.
Juru Bicara BPP Stephane Dujarric mengatakan sempat ada kemajuan yang cukup pesat di lokasi tersebut dalam mengakses pendidikan dalam 10 tahun belakangan. "Namun, kemajuan telah berjalan lamban belakangan ini, akibat gabungan kemiskinan, diskriminasi, kualitas belajar yang buruk dan tentu saja konflik," kata Dujarric, Jumat (17/4).
Menurut laporan itu, 12,3 juta anak dan remaja di wilayah tersebut tak sekolah. Dan lebih dari enam juta anak terancam putus sekolah. Sebanyak tiga juta anak lagi tak bisa sekolah di Suriah dan Irak, tempat konflik telah menghancurkan sangat banyak sistem pendidikan. Lembaga PBB itu mendesak pemerintah agar meningkatkan upayanya untuk memprioritaskan kebutuhan pendidikan bagi keluarga yang rentan dan tak beruntung.
Laporan itu menekankan kebijakan baru diperlukan untuk meningkatkan program pendidikan pra-sekolah, menangani siswa putus sekolah dan diskriminasi gender. Selain itu, laporan tersebut juga memberikan rekomendasi agar para donatur membantu lebih banyak anak di daerah konflik untuk memperoleh akses ke pembelajaran.