REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Kelompok Hak Asasi Manusia Amnesty International mengatakan Muslim yang tinggal, terutama di daerah pedesaan ditargetkan oleh milisi. Mereka menjadi target pembersihan etnis.
Al Jazeerah melaporkan pada Jumat (31/7), milisi telah mengambil keuntungan dari kekosongan politik di Republik Afrika Tengah (CAR). Mereka diduga melakukan pembersihan etnis dalam upaya menghapus masyarakat Muslim dari negara tersebut.
Laporan Amnesty berjudul "Identitas Terhapus: Muslim di Daerah Etnis Dibersihkan dari Republik Afrika Tengah". Penasihat respon krisis senior Amnesty Joanne Mariner mengatakan umat Islam di Afrika Tengah sedang ditekan dan dipaksa meninggalkan agama mereka.
Lebih dari 30 ribu Muslim tinggal di tujuh kantong wilayah yang dijaga oleh pasukan PBB di seluruh negeri. Tetapi, bagi mereka yang tinggal di luar, terutama di daerah pedesaan menjadi sasaran.
"Mereka tak diizinkan mengekspresikan diri mereka sebagai Muslim. Jika mereka berada di luar wilayah, mereka tak bisa berdoa, mengenakan pakaian dengan cara apa pun yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim," kata Mariner.
Hidup mereka sehari-hari, menurut Mariner, harus bernegosiasi dengan militan antiBalaka. Menurutnya, banyak yang telah dipaksa masuk Kristen atau menghadapi penganiayaan dari masyarakat.
Lebih dari satu juta orang telah mengungsi sejak pemberontak Seleka Muslim. Laporan Amnesty berdasarkan serangkaian wawancara dengan warga di CAR. Mereka mengatakan milisi menimbulkan gelombang kekerasan pembersihan etnis yang ditujukan memaksa umat Islam meninggalkan negara itu.