Rabu 05 Aug 2015 06:30 WIB

Banjir Myanmar, SNH Advocacy Center: Akibat Zalim Terhadap Rohingya

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bilal Ramadhan
Banjir Myanmar
Foto: BBC
Banjir Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah Myanmar, termasuk negara Bagian Rakhine menambah kepedihan suku Rohingya di Myanmar. Hujan yang berminggu-minggu menguyur negara bagian Rakhine telah merusak bangunan dan ratusan hektar lahan pertanian.

Banjir yang melanda negara bagian Rakhine berimbas ke Pengungsian Rohingya yang ada di ibukota Rakhine, Sittwe City. Koordinator Advokasi Pengungsi dari SNH Advocacy Center Heri Aryanto mengatakan, orang-orang Myanmar seharusnya sadar dan intropeksi diri bahwa bencana banjir yang melanda Myanmar bisa jadi sebagai bentuk balasan dari ulah tangan-tangan mereka yang telah menganiaya, membantai, dan memperlakukan Rohingya secara kejam dan tidak manusiawi.

"Nasehat, anjuran, desakan, petisi, bahkan Resolusi PBB tidak membuat pemerintah dan orang-orang Myanmar taubat sehingga Allah kemudian mengirimkan banjir supaya mereka sadar," katanya, Selasa, (4/8).

Allah Maha Adil, siapa yang menanam keburukan, maka Allah akan memberikan balasan keburukan pula. Apa yang dialami Rohingya saat ini adalah pelanggaran HAM berat.

Untuk menanggulangi kejadian ini, UNHCR sebagai lembaga PBB yang menaungi pengungsi, ujar dia, harus segera bertindak menolong Rohingya yang ditolak mengungsi di tempat-tempat umum. Sanksi internasional juga harus diberikan negara-negara dunia kepada Myanmar yang terbukti hingga saat ini terus melangsungkan tindakan tidak manusiawinya terhadap Rohingya.

"Embargo dan pemutusan hubungan diplomatik sepertinya bisa jadi sanksi yang efektif untuk Myanmar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement