REPUBLIKA.CO.ID, VANCOUVER -- Bibi dari balita Suriah yang tenggelam Alan Kurdi (sebelumnya Aylan), Tima Kurdi, mengatakan dia mengirim 5.000 dolar AS untuk membayar penyelundup agar membawa keluarga kakaknya di perahu.
Ditanya apakah kakaknya menyalahkan dirinya sendiri, Tima mengatakan tidak.
"Akulah yang harus disalahkan. Saya menyalahkan diri saya karena kakak saya tidak punya uang. Saya mengirimnya uang untuk membayar penyelundup itu. Jika saya tidak mengirimkan uang, orang-orang masih (akan) hidup," katanya sambil sesenggukan.
Dia mengatakan perjalanan itu adalah satu-satunya pilihan bagi keluarga tersebut untuk memiliki kehidupan yang lebih baik di negara Eropa, mungkin Jerman atau Swedia.
Mereka melarikan diri dari kengerian di Suriah. Militan kelompok ISIS telah memenggal salah satu dari kakak ipar kerabat itu. Kurdi mengatakan kakaknya telah meng-emailnya foto pembunuhan tapi dihapus karena terlalu mengerikan.
Abdullah menyadari bahaya perjalanan yang ia tempuh, termasuk risiko penyelundup menggunakan jaket pelampung palsu. Karena itu Abdullah telah merencanakan membayar 2.230 dolar AS untuk jaket pelampung yang lebih baik baginya dan sang istri.
Sedangkan 1.338 dolar AS digunakan agar mereka bisa menaiki perahu karet. Tidak ada bayaran khusus untuk kedua anak mereka.
Tubuh mungil Alan ditemukan dalam kondisi tertelungkup di tepi pantai di Bodrum, Turki. Fotonya kemudian menjadi simbol kesulitan yang dialami para imigran, terutama dari Suriah.