REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia menuding Turki terlibat Negara Islam (ISIS) dalam perdagangan minyak ilegal. Hal itu membantu pembiayaan operasional teroris tersebut. Menurut analis, serangan udara Rusia di Suriah sangat mengganggu penawaran menguntungkan bagi perantara Turki, termasuk para pejabat Ankara.
Dilansir dari Russia Today, media sosial di Turki telah mengunggah foto-foto anak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Necmettin Bilal Erdogan tengah makan malam dengan seorang yang diduga pemimpin ISIS di sebuah restoran di Istanbul. Pimpinan ISIS tersebut mengaku berpartisipasi dalam pembantaian di warga suku Kurdi di Kurdistan barat.
Keduanya tampak akrab dan berfoto bersama secara berdampingan. Muncul spekulasi, Bilal Erdogan terlibat langsung dalam bisnis minyak pasar gelap dengan Negara Islam.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, kelompok IS memiliki uang banyak mencapai ratusan juta atau bahkan miliaran dolar AS, dari hasil penjualan minyak.
"Selain itu mereka dilindungi oleh militer dari seluruh bangsa. Satu dapat memahami mengapa mereka bertindak begitu berani dan terang-terangan. Mengapa mereka membunuh orang dengan cara mengerikan seperti itu. Mengapa mereka melakukan tindakan teroris di seluruh dunia, termasuk di jantung Eropa," kata Putin pada Selasa (24/11), setelah pesawat F16 Turki menembak jatuh jet tempur Rusia Sukhoi Su-24 di dekat perbatasan Turki-Suriah.