REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki tidak berniat memulihkan hubungan dengan Israel jika blokade Gaza tidak diakhiri dan kompensasi atas kematian sembilan aktivis Turki tidak terpenuhi, Senin (28/12). Pernyataan ini memutus harapan pemulihan hubungan yang telah lama ditunggu-tunggu.
"Hubungan Turki dan Israel tidak akan dinormalkan sampai Israel menyadari tiga syarat yang kami ajukan," kata juru bicara kepresidenan Turki, Kalin. Menurutnya, pemerintah tidak akan menyerah untuk mempertahankan syarat tersebut.
Hubungan negara bertetangga ini memburuk sejak krisis 2010. Saat itu sembilan aktivis Turki tewas diserang pasukan komando Israel. Mereka sedang berusaha menembus blokade Israel di jalur Gaza dengan kapal Turki, Mavi Marmara.
Selain menuntut permintaan maaf atas pembunuhan di Mavi Marmara, Turki juga meminta kompensasi untuk keluarga aktivis dari Israel. Turki juga menegaskan Israel harus mengakhiri blokade bagi warga Palestina yang tinggal di Gaza.
"Turki akan terus memainkan perannya sampai solusi dua negara tercapai dan orang-orang Palestina memiliki negaranya sendiri," kata Kalin pada wartawan di Ankara. Menurutnya, tidak mungkin ada perdamaian permanen di wilayah tersebut sampai masalah Palestina diselesaikan.
Baca: Terpetakan! Jumlah Bahasa di Seluruh Dunia, Dimana Posisi Indonesia?