REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Bom mobil kembali mengguncang jantung ibukota Turki, Ankara, pada Ahad (13/3). Serangan tersebut menyebabkan 37 orang tewas dan membuat Turki segera melancarkan serangan ke kamp-kamp milik Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di utara Irak sebagai bentuk respon.
Serangan pada Ahad tersebut merobek wilayah transportasi ramai yang berada beberapa ratus meter dari Kementerian Keadilan dan Dalam Negeri Turki. Menurut para pejabat keamanan dari bukti yang diperoleh satu dari dua pelaku pengeboman merupakan anggota PKK.
"Dengan kekuasaan negara dan kebijaksanaan warga kami, kami akan menggali akar dari jaringan teror yang menargetkan persatuan dan perdamaian kami ini," ujar Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, di akun Twitternya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah akan mengalahkan teroris yang melancarkan serangan dalam 18 bulan terakhir di Turki. Dilansir The Guardian, Erdogan mengatakan serangan-serangan ini mengancam integritas, persatuan dan solidaritas bangsa. Tapi hal ini, menurutnya, tak akan melemahkan tekad Turki memerangi terorisme.
"Warga kami tak perlu khawatir, perjuangan melawan teroris akan berakhir sukses dan terorisme akan bertekuk lutut," ujarnya.