REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter pada Kamis menyatakan, pasukan dan peralatan tentara AS akan dikirim untuk putaran rutin di Filipina. Ia juga mengatakan kedua negara itu sudah mulai patroli bersama di Laut China Selatan, di saat Cina semakin menegaskan pengakuan wilayahnya.
Prakarsa itu dirancang agar menunjukkan bahwa kedua negara itu meningkatkan kerja sama keamanan di tengah kekhawatiran bersama atas tindakan Cina di perairan sengketa kawasan tersebut. Negara di wilayah itu menyatakan keprihatinan atas kegiatan Cina, tetapi kehadiran tentara AS itu tidak untuk memicu perang dengan Cina.
"Kehadiran berkala pasukan AS akan menjadi biasa di sini," kata Carter dalam jumpa pers di Manila bersama Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin. "Yang kami lakukan di sini adalah bagian dari pola puluhan tahun lalu. Mereka hadir karena undangan mitra sekutu."
Patroli bersama pertama AS-Filipina di Laut Cina Selatan terjadi pada Maret dan yang kedua pada awal bulan ini serta akan berlangsung teratur pada masa depan. Amerika Serikat baru-baru ini melakukan patroli bersama seperti itu di Laut Cina Selatan dengan Jepang, tapi masih khusus.
Cina mengakui hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang diyakini memiliki cadangan besar minyak dan gas. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengaku bagian dari perairan itu, tempat sekitar perdagangan senilai lima triliun dolar dikapalkan setiap tahun.