Selasa 10 May 2016 08:06 WIB

'Trump' Filipina Unggul dalam Perhitungan Pemilu Presiden

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
 Kandidat presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: Reuters/Romeo Ranoco
Kandidat presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemungutan suara dalam pemilu akbar Filipina telah ditutup. Hasil akhir telah diperoleh namun belum diumumkan secara resmi. Pada Senin (10/5), Kepala komisi pemilihan umum, Andy Bautista mengatakan jumlah suara mencapai 80 persen.

Menurutnya, ini adalah rekor tertinggi. Otoritas menyebut sebagian besar proses pemilu berlangsung damai. Meski polisi melaporkan 10 orang tewas di hari pemilu dalam sejumlah insiden. Di antaranya penembakan oleh orang tak dikenal di pos pemungutan suara. Kemudian penembakan dari kendaraan dan pencurian suara.

Dari 80 persen suara, Rodrigo Duterte disebut-sebut memperoleh suara tertinggi. Calon populer yang kerap disebut 'Trump' Filipina, menurut situs berita nasional GMA mengamankan 13,7 juta suara. Diikuti oleh calon Grace Poe dengan 7,6 juta suara dan Manuel Roxas dengan delapan juta.

Poe tampak berkaca-kaca setelah mengakui kekalahan atas Duterte. "Saya menghormati hasil pemilu, kita telah bekerja keras," katanya. Kandidat lain, Jejomar Binay yang merupakan wakil presiden saat itu juga mengakui kekalahan.

Sementara dalam ajang pemilihan wakil presiden, anak mantan diktator, Ferdinand Marcos, Ferdinand Marcos Jr memimpin. Kontributor Aljazirah melaporkan komisi pemilu berjanji akan transparan mengumumkan hasil.

Meski insiden peretasan sistem komputer perhitungan suara sempat terjadi beberapa pekan lalu. Menurut data, ada 55 juta pemilih yang terdaftar ikut pemilu dari total 100 juta total populasi.

Baca juga, Filipina Gelar Pemilu Akbar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement