REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya lima orang tewas dalam banjir di Eropa, Rabu (1/6). Otoritas mengatakan banjir menggenangi Prancis dan Jerman karena hujan deras tak kunjung usai.
Tim pencari di Kota Simbach, Bavarian menemukan tiga jenazah yang terperangkap di sebuah rumah. Satu perempuan juga ditemukan tewas. Satu orang korban lainnya adalah nenek berusia 86 tahun di Prancis.
Puluhan kota tergenang dan pemerintah harus menggunakan helikopter untuk menyelamatkan warga. Peramal cuaca memperkirakan ketinggian air masih akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Area terparah yang terimbas banjir adalah Jerman bagian selatan, tepatnya Distrik Rottal Inn. Pusat bencana telah didirikan di sana. Di kota lainnya, Triftern, sungai meluap.
Air bah menyeret sejumlah mobil, pohon hingga barang-barang dalam rumah. Di banyak tempat, ketinggian air mencapai satu meter. Pada Selasa, 250 anak di sekolah Triftern terjebak banjir bandang yang datang tiba-tiba.
Mereka baru diselamatkan pada Rabu malam oleh petugas. Selain itu, 350 anak di Simbach am Inn dan shelter pengungsi juga turut dievakuasi. Banjir menyebabkan kota Passau mendeklarasikan keadaan darurat.
Baca juga, Banjir di Jerman, Empat Orang Tewas.
Di Prancis, Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve mengerahkan lebih dari 8.000 operasi penyelamatan dalam dua hari. Kondisi ini memang tidak biasa terjadi di Eropa. Seorang penduduk, Sylvette Gounaud mengatakan selama 60 tahun tinggal di sana, ia tidak pernah melihat kondisi seperti ini.
"Pusat kota benar-benar di bawah air, semua toko hancur," katanya. Ini menjadi banjir terburuk sejak 100 tahun lalu. Area Loiret menerima curah hujan untuk enam minggu dalam tiga hari kemarin.