Rabu 20 Jul 2016 03:56 WIB

AS Tawarkan Bantuan untuk Turki

Rep: Puti Almas/ Red: Damanhuri Zuhri
Presiden Amerika, Barrack Obama
Foto: AP Photo
Presiden Amerika, Barrack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (19/7). Hal ini disebut dilakukan atas adanya inisiatif dari negara adidaya tersebut untuk membantu Turki yang baru saja mengalami upaya kudeta militer.

AS meminta Pemerintah Turki untuk menahan diri setelah upaya kudeta militer di negara tersebut gagal. Pihaknya meminta penyelidikan terkait siapa yang bertanggung jawab di balik upaya tersebut dilakukan dengan cara yang sesuai.

Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan Obama dan Erdogan juga tengah membahas status Fethullah Gulen, ulama Turki yang tinggal di AS. Ia disebut sebagai dalang dalam upaya kudeta militer tersebut.

"Turki tengah berupaya mencari cara untuk mengekstradisi Gulen. Permintaan ini akan diajukan dan dievaluasi di bawah persyaratan dengan AS," ujar Earnest, dilansir //Reuters//, Selasa (19/7).

Pemerintah Turki telah meminta agar AS menyerahkan tokoh Muslim tersohor tersebut. Namun, AS meminta sejumlah bukti yang cukup akan keterlibatan Gulen dalam kejahatan tersebut.

Turki menolak permintaan tersebut. Perdana Menteri Binali Yildirim menyatakan rasa kecewa dengan sikap AS. "Kami kecewa jika AS meminta kami menyediakan bukti, meski Gulen telah berupaya menghancurkan pemerintahan terpilih dengan mengerahkan pengikutnya. Sepertinya pertemanan antara Turki dan AS harus dipertanyakan," jelas Yildirim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement