Selasa 11 Oct 2016 05:22 WIB

Trump atau Hillary? Capres Pilihan Media AS

Rep: Kabul Astuti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Calon presiden AS Donald Trump berdiri di belakang rivalnya Hillary Clinton saat debat kedua di Washington University, St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.
Foto: Rick T. Wilking/Pool via AP
Calon presiden AS Donald Trump berdiri di belakang rivalnya Hillary Clinton saat debat kedua di Washington University, St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Media-media nasional Amerika Serikat sudah mulai menunjukan keberpihakan pada dua kandidat presiden dalam debat presiden putaran kedua. Sebagian besar memprediksi Clinton akan memimpin perdebatan.

Fox News memprediksi Donald Trump bakal menunjukkan sebuah penampilan mengejutkan, meskipun saluran berita itu tidak secara eksplisit menyatakan kandidat Republik ini akan memenangkan perdebatan.

Senada, dilansir dari BBC, Selasa (11/10), situs berita Breitbart juga mempunyai pendapat sama. Mengutip komentar dari mantan wali kota New York, Rudy Giuliani, bahwa Clinton membuat keputusan yang buruk.

The Washington Post cenderung merapat ke pihak Hillary Clinton. Selama setahun lalu, surat kabar ini telah berada di garis depan penyelidikan seputar Trump dan menerbitkan beberapa editorial yang mengutuk kandidat ini. "Semua yang Hillary Clinton harus lakukan adalah tetap tegak selama 90 menit," kata surat kabar ini.

Jajak pendapat CNN/ORC menyerahkan kemenangan debat presiden putara kedua ini kepada Clinton. Namun, hasil polling juga menunjukkan bahwa Trump berhasil melebihi harapan.

Clinton meraih kemenangan dengan 57 persen suara, sementara Trump mendapat suara 34 persen. Kendati demikian, hasil ini dapat dianggap penurunan bagi Clinton yang meraih 62 persen suara pada debat presiden pertama.

The Atlantic mengatakan Trump akan mengalami 'ledakan' di St Louis nanti. Ron Fournier di surat kabar itu menulis bahwa Clinton mampu menangani dengan baik saat berhadapan dengan lawan yang menggonggong ataupun mengancam. Seseorang dengan temperamen seperti Trump tidak mempunyai kekuatan itu.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement