Sabtu 28 Jan 2017 14:32 WIB

Mantan Menlu dan Aktris Big Bang Theory Siap Bergabung dengan Muslim

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ilham
Muslim Amerika.
Foto: AP/Julie Jacobson
Muslim Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Madeleine Albright dan aktris Big Bang Theory, Mayim Bialik bersumpah untuk mendaftar sebagai komunitas Muslim jika Presiden Donald Trump membuat database Muslim Amerika. Keduanya mengatakan, siap untuk mendaftar secara administrasi sebagai Muslim, untuk melawan kebijakan presiden baru yang dianggap menyimpang tersebut.

"Saya dibesarkan sebagai Katolik, menjadi Episkopal dan keluarga saya adalah Yahudi," demikian cuitan wanita pertama yang pernah menjabat sebagai Menlu AS tersebut. "Saya siap untuk mendaftar sebagai Muslim untuk #solidarity." Cuitan ini bahkan memperoleh puluhan ribu likes, menurut BBC pada Kamis (26/1).

Komentarnya itu datang dari rumor yang terus beredar tentang sebuah perintah eksekutif yang akan mengumumkan pemeriksaan yang ekstrim, larangan pengungsi dan larangan kedatangan dari tujuh negara, dikatakan termasuk Suriah, Yaman, dan Irak. Pemerintah eksekutif itu sudah benar-benar terbit dan ditandantangani oleh Trump.

Ternyata cuitan Albright menginspirasi banyak orang. Salah satunya Bialik, yang berperan sebagai Amy Farrah Fowler dalam serial hit The Big Bang Theory, salah satu sinetron komedi Amerika yang paling populer. "Saya Yahudi. Saya siap untuk mendaftar sebagai seorang Muslim untuk #solidarity jika itu yang terjadi," kata Bialik.

Kemudian, kritikus vokal Trump juga menambahkan, jika mereka mendaftar orang-orang yang Anda pikir ancaman, daftar laki-laki kulit putih juga. "Karena sebagian besar pembunuh berantai dan penembak massal adalah laki-laki kulit putih."

Komentar lain juga muncul untuk menolak perintah eksekutif Trump terhadap Muslim tersebut. "Itu tidak baik karena sudah membangun Patung Liberty. Amerika harus tetap terbuka untuk orang-orang dari semua agama dan latar belakang. #RefugeesWelcome." Trump sebelumnya berbicara melarang setiap Muslim memasuki Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement