REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO: Presiden Mesir Abdul-Fattah al-Sisi akan mengunjungi Presiden AS Donald Trump di di Washington. Pada Ahad (19/3), surat kabar Mesir, Al-Ahram, melaporkan Sisi akan bertemu Trump pada pekan pertama April mendatang.
Kunjungan ini akan menjadi kunjungan pertama al-Sisi ke Washington sejak menjabat sebagai presiden pada 2014 lalu. Sisi dan Trump pernah bertemu pada September tahun lalu, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
Trump, yang saat itu masih menjadi calon Presiden AS dari Partai Republik, mengakui ada chemistry baik dengan al-Sisi. Sisi mengatakan Trump tanpa keraguan akan menjadi seorang pemimpin yang kuat.
Kairo dan Washington diharapkan dapat menjalin hubungan lebih dekat di bawah kekuasaan Trump. Sebelumnya, kedua negara terlibat ketegangan setelah adanya tekanan dari pemerintahan Barack Obama terkait isu hak asasi manusia.
Al-Sisi, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Mesir, melakukan kudeta militer pada 2013 yang menggulingkan mantan Presiden Muhammad Mursi. Setelah menduduki kursi kepresidenan, Al-Sisi memenjarakan ribuan aktivis Islamis dan pro-demokrasi sekuler. Ratusan lainnya tewas dalam bentrok dengan polisi.
Tindakan keras itu mendapat kritikan dari pemerintahan Obama, dengan menangguhkan beberapa bantuan ke Mesir dan berusaha menjauhkan diri dari pemerintah al-Sisi. Obama juga tidak pernah mengundang Al-Sisi ke Gedung Putih.
Seperti dilansir dari Arab News, Mesir dan AS telah menjadi sekutu dekat hampir 40 tahun, sejak Kairo menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Mesir menjadi penerima bantuan militer dari AS terbesar kedua setelah Israel, sebesar 1,3 miliar dolar AS.