Ahad 11 Jun 2017 04:15 WIB

Ethiopia akan Kehabisan Bantuan Makanan untuk 7,8 Juta Orang

Rep: Sri Handayani/ Red: Ratna Puspita
Pemandangan di wilayah bagian utara Ethiopia. (Ilustrasi)
Foto: REUTERS/Katy Migiro
Pemandangan di wilayah bagian utara Ethiopia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WARDER -- Pemerintah dan lembaga kemanusiaan di Ethiopia menyatakan, negara itu akan kehabisan bantuan pangan darurat untuk 7.8 juta orang akhir bulan ini. 

Para meteorologis mengatakan, hujan yang tak kunjung datang di tengah fluktuasi suhu laut, yang disebut Indian Ocean Dipole (IOD), menyebabkan serangkaian kekeringan parah di Ethiopia dan wilayah tanduk Afrika.

Di Ethiopia, jumlah orang yang mengalami kekurangan bahan pangan diprediksi meningkat, setidaknya hingga dua juta bulan depan. Para donatur, lembaga bantuan internasional, dan pemerintah mengatakan bantuan makanan yang ada untuk 7,8 juta orang akan habis karena dana yang sangat terbatas tahun ini.

Ethiopia hanya menerima setengah dari total 930 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan hingga Juli. "Kami ada di situasi yang mengerikan,” kata perwakilan Program Pangan Dunia (WPF) di Ethiopia John Aylieff dilansir dari reuters, Ahad (11/6). 

Pada Jumat (9/6), Aylieff dalam perjalanan di Warder, Ethiopia Tenggara. Wilayah ini merupakan yang terparah dilanda kekeringan. 

Aylieff menambahkan secara nasional Ethiopia akan kehabisan bahan makanan sejak akhir Juni. Artinya, bantuan pangan bagi 7,8 juta orang yang membutuhkan akan dipotong secara signifikan.

Lembaga-lembaga kemanusiaan khawatir para donatur akan kesulitan memenuhi kebutuhan ini. PBB melaporkan Maret lalu bahwa kelaparan di Nigeria bersamaan dengan Sudan Selatan, Yaman, dan Somalia membentuk krisis kemanusiaan terbesar di dunia sejak 1945.

“Ada kelelahan donatur, sebab ada banyak krisis,” kata Utusan Kemanusiaan Sekjen PBB, Ahmed al-Meraikhi.

Addis Ababa mengalokasikan dana ekstra sebesar 272 juta dolar pada 2015 untuk mengatasi kekeringan. Jumlah ini berhasil diturunkan hingga 109 juta dolar tahun lalu. 

Namun, pemerintah mengatakan sulit untuk memenuhi target yang sama tahun ini. "Tahun lalu kami menghabiskan banyak uang untuk mengatasi kekeringan jenis ini. Itu sangat menantang,” kata Kepala Komisi Penanggulangan Bencana Nasional Ethiopia Mitiku Kassa.

Di negara Tanduk Afrika, hampir 17 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan akibat bencana kekeringan. Ini termasuk 2,6 juta orang di Kenya dan 3,2 juta orang di Somalia.

Di Warder, perbatasan Somalia, wilayah dataran terhampar tanpa pepohonan. Rumah plastik darurat bertebaran. Para tuan tanah mengungsi dan jatuh miskin. Mereka mengatakan seluruh kawanan ternak mereka telah mati.

"Kami pernah menghadapi kekeringan sebelumnya. Tapi kali ini kami terkena kekeringan, diare, dan penyakit,” kata seorang ibu berusia 49 tahun, Ardo Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement