REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta (9/8).
Dalam kesempatan itu, Retno mengatakan, Indonesia dan Rusia telah melakukan kerja sama di bidang politik dan keamanan. Kedua negara telah mulai dialog isu strategis seperti keamanan siber, kontra terorisme, kontra kekerasan ekstremisme, serta industri strategis. "Penguatan kerja sama di bidang keamanan siber dan counter terrorism menjadi perhatian utama kedua negara," kata Retno.
Sebagai mitra dagang utama di Eropa Rusia menyumbang nilai total perdagangan yang mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS setiap tahun. Bahkan pada 2016, tercatat 2,11 miliar dolar AS, meningkat 6,33 persen dari 2015.
Nilai ini terus meningkat pada 2017. Periode Januari sampai Mei 2017 nilai perdagangan mencapai 1,12 miliar dolar AS atau naik 54,43 persen dibandingkan periode yang sama 2016 yang berjumlah 726 juta dolar AS. Indonesia juga ingin Rusia mendukung keinginan Indonesia untuk bergabung dengan Eurasian Economic Union.
Antusiasme pengusaha dan investor Rusia untuk memasuki berbagai sektor ekonomi Indonesia seperti energi, infrastruktur, dan industri merupakan potensi penting untuk mendorong investasi Rusia di Indonesia.
Peningkatan pemahaman antarbangsa, terang Retno, menjadi prioritas dalam pendekatan people to people. Kunjungan warga Rusia ke Indonesia meningkat dari 65.705 orang pada 2015 menjadi 80.154 orang pada 2016, atau naik 22,5 persen.
Sebaliknya, jumlah kunjungan WNI ke Rusia berdasarkan laporan KBRI Moskow berkisar 14 ribu pada 2015. Indonesia juga gencar melakukan promosi ekonomi dengan mengadakan Festival Indonesia ke-2 di Moskow, 4,-6 Agustus 2017. "Hal yang dipromosikan dalam festival itu antara lain UKM, wisata Indonesia. Diharap festival ini dapat saling menanamkan saling pengertian antar kedua bangsa," ujar Retno.