Rabu 06 Sep 2017 04:33 WIB

Jurnalis Menyamar di Korut Ceritakan Kengerian Rezim Nuklir

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Esthi Maharani
Nuklir Korea Utara.
Foto: Reuters/Damir Sagolj
Nuklir Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Seorang jurnalis bernama Suki Kim menyamar dan melakukan peliputan di Korea Utara. Ia mengatakan "Malapetaka akan terjadi di Korea Utara jika Kim Jong-un digulingkan".

Menurut Suki Kim, masalah yang membayangi masyarakat Korea Utara adalah masalah yang benar-benar kelam. "Warga negara telah tidak mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan seperti pendidikan maupun informasi," kata Suki Kim seperti dilansir Independent, Selasa (5/9).

Dalam penyamarannya, Kim bekerja sebagai guru bahasa Inggris di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang. Ketika menyamar, dia kerap menyelundupkan catatan-catatan laporannya ke luar Korea Utara karena akses ke dunia luar sangat dibatasi.

"Ini bukanlah sistem yang bisa mereka moderasi, Pemimpin Besar tidak bisa dimoderasi. Anda tidak bisa menjadi seperti dewa, sistem kediktatoran ini harus dipatahkan, tapi sepertinya tidak mungkin dibayangkan," katanya kepada The Intercept.

Sumi menambahkan Intervensi (Militer) pun sepertinya tidak tidak akan berhasil menggulingkan rezim Kim Jong Un karena ini tenaga nuklir berkuasa. Namun, lagi-lagi masyarakat menjadi korban penanaman kuat ideologi keras Korea Utara.

"Bahkan jika Jong Un telah pergi pun, bentuk kediktatoran lainnya akan menggantikannya. Setiap jalan adalah malapetaka. Saya ingin menawarkan solusi namun semuanya mengarah pada kematian akhir," kata Sumi pesimis.

Seperti diketahui, Rezim Kim telah melakukan uji coba nuklir keenamnya pada hari Ahad (3/9). Uji coba nuklir itu disebut sebagai jenis Termonuklir yang diduga memiliki kekuatan lebih dari uji coba Korea Utara sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement