Kamis 23 Nov 2017 08:04 WIB

Warga Serbia Diminta Move On dari Kenangan Perang Balkan

Rep: dian erika n/ Red: Budi Raharjo
Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vucic
Foto: IST
Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vucic

REPUBLIKA.CO.ID,BEOGRAD -- Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, meminta warganya melupakan kenangan pahit konflik yang pernah terjadi di Semenanjung Balkan pada dua dekade lalu. Pada Rabu (22/11), pemimpin tentara Serbia-Bosnia selama Perang Bosnia, Ratko Mladic, dijatuhi hukuman seumur hidup karena terbukti terlibat dalam pembersihan etnis saat perang tersebut.

Pengadilan Pidana Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) di Den Haag, Belanda, memutuskan bahwa Mladic harus menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Mladic juga didakwa atas lebih dari 10 tuduhan termasuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang antar-etnis di Semenanjung Balkan pada 1990-an.

"Kita harus mulai melihat ke masa depan, memikirkan anak-anak kita, perdamaian, stabilitas di wilayah ini," kata Vucic, sebagaimana dilansir dari SBS, Kamis (23/11).

Vucic juga ingin memastikan bahwa perang saudara tidak akan terjadi lagi di wilayah Balkan. "Ada kebutuhan untuk merevitalisasi pabrik, membangun bangunan, dan bukannya mengungkap kembali air mata masa lalu," lanjut dia.

Vucic sebelumnya pernah menjadi bagian dari kelompok ultranasionalis dan sekutu dekat orang Presiden Serbia sebelumnya, Slobodan Milosevic. Seperti diketahui, Milosevic juga menghadapi tuduhan kejahatan perang ketika dia meninggal dalam tahanan pada tahun 2006. Kini, Vucic telah menjadi bagian pro-Eropa yang gigih dan berharap dapat membawa Serbia masuk ke dalam Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement