REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mulai mengkhawatirkan persediaan makanan di Yaman. Meski bantuan berdatangan, jumlahnya belum mencukupi untuk menanggulangi bencana kemanusiaan di negara tersebut.
Rabu silam, UNOCHA mengonfirmasi dua kapal kargo yang mengangkut 35 ribu ton gandum dan tepung telah tiba di pelabuhan Al Hudaydah. Tim inspeksi dan verifikasi badan internasional tersebut juga telah memeriksa tiga kapal yang membawa 65 ribu ton makanan.
Ketiga kapal disebut sedang menunggu izin dari koalisi pimpinan Saudi untuk memasuki pelabuhan. Sebelumnya, koalisi mengumumkan pada awal November bahwa pihaknya telah menutup semua pelabuhan Yaman setelah sebuah roket ditembakkan ke Riyadh.
Namun, sepekan kemudian, koalisi mengecualikan pelabuhan dan bandara di bawah kendali pemerintah yang sah di selatan dan timur negara tersebut. Amnesti Internasional telah meminta Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis segera menghentikan pasokan senjata ke koalisi yang menghambat operasi bantuan kemanusiaan.
UNOCHA juga menyarankan agar bahan bakar pada kapal di beberapa pelabuhan Yaman disalurkan pada generator rumah sakit dan stasiun pemompaan. Harga bahan bakar telah meningkat lebih dari 70 persen di Yaman, selain distribusi air minum dan makanan yang tidak merata.
Yaman adalah negara paling miskin di Timur Tengah, bahkan sebelum pecah perang antara pemerintah dan pemberontak Houthi pada 2014. Konflik memperparah kemiskinan, memicu penyebaran wabah kolera, dan menyebabkan bencana kelaparan di negara tersebut, dikutip dari laman Middle East Monitor.
Advertisement