Rabu 13 Dec 2017 09:03 WIB

Trump Idap Predemensia?

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Winda Destiana Putri
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang dokter ahli gangguan otak Dr Ford Vox mengklaim bahwa Presiden AmerikaSerikat (AS) telah menunjukkan gejala-gejala predemensia. Dokter spesialis otak di Atlantas Shepherd Center itu mendiagnosis gejala tersebut dari penggunaan bahasa Trump yang kacau, tidak mempedulikan kesopanan dan bertentangan dengan dirinya sendiri.

Kendati demikian ia belum pernah memeriksa Trump secara langsung, dan ini menjadi pertanyaan mengenai validasi diagnosanya tersebut. Ia menjelaskan diagnosanya itu ketika Trump menentang dirinya sendiri, berbicara tidak teratur saat diwawancara, menunjukkan ekspresi emosi negatif, dan juga lupa menandatangani jika ada prosesi penandatanganan plakat atau semacamnya dalam sebuah seremonial. Menurut Dr Vox, hal itu menunjukkan gejala penyakit yang mengkhawatirkan.

Diagnosa awal tersebut diperkuat dengan pembawa acara televisi Joe Scarborough yang mengatakan bahwa orang-orang terdekat Trump selama kampanye presiden mengatakan kepadanya bahwa Trump mengalami gejala tahap awal demensia. Termasuk pidato bersejarah Trump yang mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang mendapat kecaman dari banyak pihak secara global.

Sementara untuk mengatasi berondongan pertanyaan dari wartawan mengenai kondisi kesehatanTrump, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan pada Jumat bahwa Trump akan menjalani pemeriksaan fisik pada awal tahun depan. Ia juga berjanji bahwa hasil pemeriksaan medis tersebut akan dibagikan ke publik.

Seperti dilaporkan Daily Mail Online, Rabu (13/12), bagaimanapun juga diagnosis awal Dr Vox itu mendapatkan pujian dari para kritikus Trump. Banyak yang mempertanyakan kemampuannya bagaimana bisa mendiagnosis seseorang yang belum pernah ia temui secara langsung. Dan itu terjadi beberapa bulan setelah Stat menerbitkan artikel oleh dokter lain yang memperingatkan diagnosis oleh orang yang tak memiliki kualifikasi tentang Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement