REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Senin (15/1), mengatakan tidak akan mendukung upaya Amerika Serikat (AS) merombak atau merevisi kesepakatan nuklir Iran. Menurut Lavrov, hal tersebut nantinya dapat mempersulit upaya diplomasi dengan Korea Utara (Korut) terkait program nuklir dan rudalnya.
"Kami tidak akan mendukung apa yang coba dilakukan AS,mengubah kata-kata kesepakatan (nuklir Iran) tersebut, memasukkan hal-hal yang sama sekali tidak dapat diterima oleh Iran," ujar Lavrov.
Lavrov menekankan Rusia akan mempertahankan dan melestarikan kesepakatan nuklir Iran. Sebab bila kesepakatan nuklir Iran runtuh, hal tersebut dapat merugikan dialog yang tengah diupayakan dengan Korut.
Ia menilai, Korut akan melihat bagaimana Iran diperlakukan oleh AS. Selain itu, Pyongyang tentu akan menyangsikan kesepakatan yang dibuat dengan AS.
"Jika kesepakatan itu dikesampingkan dan Iran diberi tahu, Anda mematuhi kewajiban Anda atau kami akan menjatuhkan sanksi, maka Anda harus melihatnya dari sudut pandang Korut," kata Lavrov.
Komentar Lavrov ini muncul beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan membebaskan sanksi nuklir terhadap Iran untuk terakhir kalinya. Ia memberi kesempatan kepada negara-negara Eropa yang terlibat dalam kesepakatan nuklir Iran untuk segera memperbaiki kesepakatan tersebut.