Senin 19 Feb 2018 09:30 WIB

Kasus Kepala Sekolah yang Disebut Islmofoboia Diselidki

Arif Qawi mengaku mendapat ancaman lewat email dan media sosial.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi di Inggris melakukan penyelidikan terhadap kasus pelecahan online yang dialami kepala sekolah St Stephen di Newham, London timur. Pelecahan tersebut diterimanya karena ia dianggap melarang anak perempuan memakai hijab, khususnya di bawah usia delapan tahun.

Kepala sekolah di sekolah dasar St. Stephen, Neena Lall bersama mantan ketua gubernur sekolah, Arif Qawi mengaku telah menerima email, postingan Facebook, dan pesan media sosial lainnya memuat kata-kata kasar. Salah satunya yaitu komentar yang mengkalim bahwa Qawi sebagai Islamofobia. Bahkan, ada juga yang memanggilnya sebagai "orang bodoh".

Sekolah dasar St. Stephen menjadi sorotan setelah menjadi salah satu yang pertama memberlakukan larangan jilbab bagi anak perempuan di bawah usia delapan tahun. Namun, mereka terpaksa membatalkan keputusannya setelah mendapatkan kritikan yang meluas.

Arif Qawi pun telah mengundurkan diri sebagai ketua gubernur sekolah pada Jumat lalu. Pengunduran diri tersebut menyusul pesan ofensif yang diunggah di media sosial terhadapnya dan kepala sekolah asal India Neena Lall. "Dia memberi tahu bahwa jika saya pergi, hal ini akan berhenti," kata Qawi seperti dilansir dari laman Arabnews, Senin (18/2).

Sekolah St Stephen juga dilaporkan melarang murid Muslim berpuasa pada hari-hari sekolah selama bulan Ramadhan. Namun, Qawi membantah klaim tersebut. "Kami sama sekali tidak melarang berpuasa sama sekali, tapi kami mendorong (anak-anak) untuk berpuasa pada hari libur, di akhir pekan dan tidak di kampus sekolah," ujar Qawi kepada The Sunday Times.

"Di sini kita bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan mereka jika mereka lulus di kampus. Itu tidak adil bagi kita," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement