Rabu 10 May 2017 21:03 WIB

Erdogan: Kami tak akan Biarkan Israel Larang Kumandang Azan di Al-Quds

Adzan (Ilustrasi)
Adzan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Kementrian Luar Negeri Israel menunding Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan melakukan penipuan publik setelah mengkritikisi kebebasan beragama dan aturan larangan azan di Al-Quds.

Juru Bicara Kemenlu Israel Emmanuel Nachshon dalam komentaranya terhadap Erdogan mengatakan,Israel selalu melindungi kebebasan beragama bagi warga Yahudi, Islam dan Kristen. Hal ini akan terus dilakukan meskipun beberapa pihak sengaja melakukan pembohongan publik.

"Tidak seharusnya bagi pelanggar HAM secara sistemasis di negaranya memberikan ceramah terkait demokrasi di kawasan lain,” ujarnya, seperti dilansir Almasry Alyoum, kemarin.

Selang beberapa lama setelah pernyataan tersebut dilontarkan, beberapa pemukim Israel melakukan serangan terhadap properti warga Palestina serta menuliskan slogan antiArab dan Islam di Shuafat, Yerusalem Timur.

Nachshon mengatakan, Dirjen Kementrian Luar Negeri Israel Yuva Rotem -atas intruksi Netanyahu- telah berbicara dengan Dubes Turki di Israel Kemal Okem melalui sambungan telepon terkait pernyataan Kemenlu Israel sehari sebelumya.

Sementara itu, Radio Publik Israel mengungkapkan bahwa Pemerintah Israel telah menyurati Ankara untuk cegah kisruh politik antar dua negara.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dalam pidatonya di Forum Wakaf al-Quds Internasional di Istanbul mengatakan, al-Quds adalah kiblat Islam pertama dan negeri para Nabi serta merupakan simbol kemulian bagi kaum muslimin. "Karena itu, umat Islam berkewajiban untuk berkunjung ke kota suci tersebut,” katanya.

"Israel dengan, dukungan beberapa negara, secara terus-menerus melakukan pelanggaran hukum internasional. Lebih dari itu, sistem poltik Israel terhadap warga Palestina tak ubahnya seperti praktik Amerika Serikat terhadap warga kulit hitam,” tegasnya.

Terkait aturan larangan azan di kota al-Quds, Erdogan menyatakan, "Jika Anda yakin dengan kebenaran agama Anda (Yahudi), maka Anda tidak perlu takut dengan kebebasan beragama. Kami yakin dengan kebenaran agama kami karena itu kami tidak takut dengan kebebasan beragama, dan Turki tidak akan membiarkan aturan larangan azan diberlakukan terhadap al-Quds,” tegasnya, seperti dilansir Anadolu Agency.

sumber : suarapalestina.id/SPNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement