Kamis 14 Dec 2017 13:59 WIB

Netanyahu Klaim Banyak Negara akan Akui Yerusalem

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (13/12) mengklaim banyak negara akan menerima pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel setelah pengakuan dari Amerika Serikat (AS).

"Pada akhirnya kebenaran akan menang, dan banyak negara akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan juga akan memindahkan kedutaan mereka di sana," kata Netanyahu kepada aggota badan intelijen Israel Mossad di kediaman presiden di Yerusalem Barat.

Pernyataannya tersebut muncul setelah Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mendeklarasikan mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina pada Rabu. Deklarasi yang dilakukan di Istanbul, Turki, itu dijuluki sebagai Freedom for Jerusalem, dikeluarkan setelah konferensi tingkan tinggi luar biasa digelar.

Netanyahu menolak deklarasi OKI, dengan mengatakan dia tidak terkesan dengan pernyataan tentang Yerusalem. Dia mengklaim hanya Israel yang mampu mempertahankan penghormatan di Yerusalem atas kebebasan beribadah untuk semua agama.

"Orang-orang Palestina akan lebih baik jika mengakui kenyataan dan bertindak demi perdamaian dan bukan ekstremisme," ujarnya," dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (14/12).

KTT luar biasa dan deklarasi dari 57 negara itu sebagai tanggapan atas pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel pekan lalu. Sekretaris Jenderal OKI Yousef bin Ahmad al-Othaimeen mengulangi seruannya kepada negara-negara yang tidak mengakui Palestina sebagai negara berdaulat untuk melakukannya.

Menyangkal langkah AS ke Yerusalem, Othaimeen mengatakan hal itu menghancurkan peran AS sebagai mediator bagi proses perdamaian. Dia mengingatkan langkah tersebut akan memicu kekerasan di wilayah tersebut.

Yerusalem tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina berharap Yerusalem Timur - yang saat ini diduduki oleh Israel - pada akhirnya akan menjadi ibu kota negara Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada pertemuan OKI di Istanbul negaranya tidak akan menerima peran AS di masa depan dalam proses perdamaian Timur Tengah.

Raja Salman Tegaskan Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement