Senin 18 Dec 2017 06:07 WIB

Umat Bersatu untuk Palestina

Rep: Rahmat Fajar, Amri Amrullah/ Red: Elba Damhuri
Kendaraan petugas kebersihan membawa sampah bekas aksi solidaritas palestina di Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (17/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kendaraan petugas kebersihan membawa sampah bekas aksi solidaritas palestina di Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, Aksi Bela Palestina menelurkan petisi ancaman bagi AS.

Lautan massa menyesaki Monumen Nasional, Jakarta Pusat, untuk memprotes pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Ahad (17/12). Dalam aksi unjuk rasa terbesar di Jakarta terkait keputusan AS itu, para tokoh agama menyerukan perlunya aksi nyata sebagai bentuk penolakan.

"Hari ini kami bersama pemerintah dan dunia untuk membebaskan Palestina. Melalui jalur diplomatik, politik, ekonomi, dan semua jalur akan kita lakukan demi kemerdekaan Palestina," ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin, sebagai pimpinan aksi di hadapan para pengunjuk rasa.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Ma'ruf yang juga menjabat rais aam PB Nahdlatul Ulama (NU) itu juga menyerukan boikot produk Amerika dan Israel. Warga dari Jakarta dan sekitarnya serta daerah-daerah lain mulai tiba di Ibu Kota sejak dini hari. Mereka sempat mengikuti shalat Subuh berjamah di Masjid Istiqlal sebelum bertolak ke kompleks Monumen Nasional.

Ratusan ribu massa yang kebanyakan berpakaian putih-putih tersebut kemudian menuju Monumen Nasional sembari mengibarkan bendera Palestina, bendera Merah Putih, dan panji tauhid berwarna hijau. Mereka meneriakkan yel-yel mengutuk AS dan Israel serta menyanyikan lagu pembelaan Palestina.

Menjelang siang, lautan massa telah berkumpul di sekitar Monas sembari mendengarkan orasi yang disampaikan para tokoh. Peserta aksi perlahan mulai bubar dengan tertib menjelang tengah hari.

Dalam aksi kemarin, hadir delegasi dari MUI, Muhammadiyah, NU, Persis, Al Washliyah, Mathaul Anwar, FPI, dan organisasi massa Islam lainnya. Hal itu, kata Kiai Ma'ruf, menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia tidak terpecah belah. Mereka siap bersatu memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Aksi tersebut diikuti penyampaian petisi kepada AS melalui Kedutaan Besar AS di Indonesia dengan harapan Trump akan mencabut pernyataannya. "Kita minta pengakuan Trump terhadap Yerusalem dicabut," kata Kiai Ma'ruf menegaskan.

Ketua MPR Zulkifli Hasan yang mengikuti aksi kemarin juga meminta rakyat Indonesia satu suara membela Palestina. "Kalau kita bersatu maka kekuatan yang ada bisa kita konversi menjadi kekuatan ekonomi dan politik. Bila umat Islam kuat maka kita tak akan diabaikan," ujar Zulkifli.

Menurut Zulkifli, pembelaan terhadap Palestina merupakan amanat konstitusi. Ia mengutip klausul dalam Pembukaan UUD Tahun 1945, yaitu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. "Untuk itu, siapkah kita melawan Trump?" tanya Ketua Umum DPP PAN itu. Pertanyaan itu dijawab secara serempak oleh peserta aksi, "Siap!"

Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Ustaz Bachtiar Nasir juga menilai aksi bela Palestina membuat umat Islam memiliki rasa kebersamaan. “Dalam aksi ini, yang tadinya ormas Islam beda pendapat menjadi satu. Keberagamaan bukan hanya tingkat ormas, tetapi peserta aksi ini mulai pemuda milenial hingga selebritas,” ujarnya, kemarin.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pemerintah telah berupaya memperjuangkan Palestina menjadi negara merdeka. “Kami hadir di sini, seluruh warga bangsa Indonesia melihat konsisten membela Palestina, bahwa apa yang dikatakan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo), setiap tarikan napas Indonesia selalu Palestina,” ujarnya di hadapan peserta aksi.

Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud mengajak seluruh bangsa di dunia bersama-sama membantu mewujudkan kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. "Hidup sesuai dan sama hak-haknya dengan bangsa lain, Allahuakbar! Allahuakbar!" teriak Kiai Marsudi dari atas panggung,.

Pengurus PP Muhammadiyah KH Muhyiddin Junaidi juga mengajak seluruh umat Islam mendukung upaya diplomasi Pemerintah Indonesia membebaskan Palestina dari penjajahan. Ia yakin Palestina akan merdeka jika umat Islam juga mendukung upaya pemerintah. "Sebentar lagi Palestina akan merdeka kalau Indonesia tampil maksimal,\" ujar Kiai Muhyiddin dalam orasinya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri itu menegaskan, Indonesia tidak akan berhenti berjuang membebaskan Masjid al-Aqsha. "Oleh karena itu, seluruh Ormas siap mati syahid dengan shalat dan doa," kata Kiai Muhyiddin. (novita intan/fuji ep, Pengolah: fitriyan zamzami).

Tujuh Petisi Aksi 1712

- Keputusan Trump harus dibatalkan dan dicabut secepatnya.

- Mendesak semua negara menolak keputusan Trump.

- Mendesak negara-negara memutus hubungan diplomatik dengan Israel.

- Mendukung OKI mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

- Mendesak PBB menggelar sidang istimewa terkait sanksi AS.

- Mendesak DPR meninjau investasi dan bisnis AS di Indonesia.

- Mengimbau masyarakat memboikot produk perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement