Jumat 05 Jan 2018 23:12 WIB

Meski Perang, Tiap Bulan Palestina Wisuda Penghafal Quran

Anak-anak Palestina membentangkan spanduk ucapan ulang tahun ke-25 untuk Harian Republika (foto atas dan tengah), anak-anak Palestina melakukan aksi menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mensahkan Jerusalem sebagai ibukota Israel (foto bawah).
Foto: Dok PPPA
Anak-anak Palestina membentangkan spanduk ucapan ulang tahun ke-25 untuk Harian Republika (foto atas dan tengah), anak-anak Palestina melakukan aksi menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mensahkan Jerusalem sebagai ibukota Israel (foto bawah).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Gaung milad ke-25 Harian Republika yang jatuh pada Kamis, 5 Januari 2018, rupanya sampai juga ke Gaza, Palestina. Anak-anak dan remaja Palestina itu membentangkan spanduk ucapan selamat ulang tahun kepada Harian Republika.

Spanduk itu bertuliskan, “Selamat Milad REPUBLIKA ke-25. Salam dari Anakanak  Gaza Palestina Hafizh Qur'an.”

Republika selalu bersama doa anak-anak Gaza Palestina, yang berusia dari delapan hingga 19 tahun,” kata Abdillah Onim, ketua Koordinator Daarul Quran Nusantara, Cabang Gaza, Palestina, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/1) malam .

Onim, relawan kemanusiaan di Gaza menambahkan, saat ini, Gaza dalam kondisi hujan, musim dingin ektrem ditambah agresi Yahudi yang menewaskan 14 orang, melukai 3.500 orang. Meski demikian, anak-anak yang masih berusia delapan sampai 19 tahun ini tetap semangat mendatangi Rumah Tahfizh PPPA Gaza.

''Alhamdulillah, sejak hadirnya PPPA di Gaza Palestina awal 2013 hingga kini sudah 240 santri dan 70 orang di antaranya berhasil hafal Alquran 30 hanya kurang dari tiga tahun,'' kata Onim.

Onim menambahkan, agresi Israel atas Gaza sudah berlangsung lebih dari 10 hari. Bahkan kini di seluruh wilayah Palestina terjadi pergolakan dahsyat pasca pengambilalihan Jerusalem sebagi ibu kota Israel yang ditandai dengan pengakuan Presiden Amerika Donald Trump.

“Pengakuan ini ibarat magnet perjuangan dan perlawanan tidak hanya di Palestina akan tetapi sebagian besar dari dunia termasuk Indonesia pun melakukan aksi bela Palestina,” tutur Onim, aktivis Solidaritas Palestina asal Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara.

Desakan dan kecaman bermunculan di berbagai belahan dunia. Tidak berhenti hanya pada pengakuan akan tetapi secara serentak agresi pun digelar atas wilayah Gaza. Tercatat 666 orang warga Gaza mengalami luka dan 12 di antaranya gugur akibat akibat pemboman atau penembakan oleh aggressor.

''Kondisi mencekam karena perang, sedikitpun tidak mematahkan semangat anak-anak Gaza santri Daarul Qur’an di Rumah Tahfizh  Gaza Palestina untuk selalu berinteraksi dengan ayat suci Alquran. Bahkan hampir setiap bulan  para pembimbing menngadakan wisuda sederhana kelulusan  dari para santri yang berhasil hafal Alquran 30 juz,'' papar Onim yang merupakan pendiri kantor berita Suarapalestina.

Pada Desember 2017, 11 anak Gaza berusia 14  hingga 19 tahun telah diwisuda atas semangat mereka hafal Quran. Mereka adalah: Bassam Raed (16 tahun), Hamzah Raed (16 tahun),   Mohamed Montasar (14 tahun), Najmah Hasyim (16 tahun), Salsabil Rami  (15 tahun), Lulu Marwan (18 tahun), dan Syahad Yusuf (14 tahun).

Selain itu, Akaber Abdul Qadir (14 tahun), Alfat Munib Hamzah (14 tahun), Ansam Ibrahim Eid (15 tahun), Rawan Majdi Nabhan (14 tahun). Kesebelas anak ini berasal dari Jabalia Gaza bagian utara, di mana di utara Gaza ini pun menjadi salah satu gempuran roket penjajah.

Onim mengungkapkan, sejak hadirnya pembangunan Rumah Tahfizh PPPA – yayasan di bawah bimbingan Ustaz Yusuf Mansur -- di Gaza Palestina akhir 2013, kini sudah lebih dari 240 anak  Gaza meramaikan untuk menghafal Alquran dengan 12 pendidik.

“Sampai saat ini, sudah 70 santri di Rumah Tahfizh  Daarul Qur'an Gaza Palestina berhasil hafal 30 juz Alquran (baca Quran bil ghoib) ahkam dan tajwid. Uniknya lagi usia mereka baru 8 tahun hingga 19 tahun,” papar Onim.

Palestina kini sedang dalam gejolak, dikabarkan 12 meninggal dan tak kurang dari 2.000 orang baik di Gaza maupun di wilayah Tepi Barat mengalami luka-luka. Walau kondisi hidup santri dalam ketegangan dan peperangan akan tetapi mereka tetap berkomunikasi dengan Alquran dan selalu menambah hafalan mereka.

“Luar biasa. Dalam sehari mereka mampu hafal Quran dua hingga empat halaman, dan untuk murojaah hafalan satu hari 15 juz, dua hari 30 juz, masya Allah,” tuturnya.

Mengenal Republika

Onim mengemukakan, anak-anak Palestina pun mengenal Republika. ''Alhamdulillah nama Republika pun sudah tidak asing bagi mereka karena Republika sering menjalin kerja sama dengan PPPA dalam program di Gaza,  Palestina. Santri Daarul Quran Gaza gelar aksi bebaskan Jerusalem, Perang Gaza Hafalan tetap nambah,” ujarnya.

Ratusan santri Daarul Quran Gaza melakukan aksi, mereka menolak keputusan Trump mensahkan Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Aksi diadakan di halaman Rumah Tahfizh Gaza, Jumat (5/1).

Omar (15 tahun), santri Gaza yang memiliki hafalan  30 juz Alquran, dalam orasinya menegaskan. ‘Kami anak-anak  generasi Palestina, lahir di Palestina, berhak atas negara Palestina. Jerusalem adalah hak umat Islam dunia, tidak hanya  muslim Palestina. Hak prerogatif untuk selamanya. Membela Al Quds  dan Al Aqsa bagian dari akidah kita.”

Aksi ditutup dengan doa. Terlihat mereka membawa spanduk berisi kecaman dan seruan bebaskan kota Jerusalem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement