Senin 26 Feb 2018 19:05 WIB

Lebih dari 1.000 Warga Palestina Tewas Akibat Blokade Israel

Blokade menyebabkan pasokan air, listrik dan obat-obatan berkurang.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Jalur Gaza yang terhimpit blokade dan kerap diserang Israel.
Foto: Reuters
Warga Jalur Gaza yang terhimpit blokade dan kerap diserang Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Organisasi amal yang berbasis di Jalur Gaza mengatakan lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas akibat blokade Israel yang sedang berlangsung di daerah tersebut.Blokade darat, udara dan laut sepanjang Jalur Gaza telah berlangsung selama 12 tahun

Seperti dilansir Aljazirah, Senin (26/2), Koordinator organisasi tersebut, Ahmad al-Kurd mengatakan lima bayi prematur yang lahir dalam beberapa hari terakhir meninggal karena kurangnya perawatan medis yang tersedia.

"Dari 1.000 korban blokade tersebut, 450 meninggal akibat memburuknya situasi kesehatan di Gaza, seperti kurangnya pasokan medis dan krisis rujukan medis untuk perawatan di luar," katanya.

Ia mengatakan, warga Gaza terus menghadapi situasi memprihatinkan karena blokade yang menyebabkan kekurangan air dan listrik, serta kurangnya obat-obatan sehingga dokter tidak dapat melakukan operasi.

 

Baca juga, Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza. 

 

Menurut al-Kurd penggunaan listrik alternatif oleh penduduk Jalur Gaza sejak 2006 telah menyebabkan kematian 100 orang. "Penggunaan lilin, kayu bakar atau generator telah mengakibatkan kebakaran di rumah yang merenggut nyawa anak-anak dan orang dewasa," katanya.

Selanjutnya, jumlah pekerja yang terbunuh di ladang pertanian, perikanan dan terowongan komersial juga mencapai 350 orang.

Kurd menggambarkan Jalur Gaza, tempat dua juta warga Palestina tinggal, sebagai penjara terbesar di dunia. "Gaza adalah daerah bencana di semua wilayah - kesehatan, lingkungan, sosial, dan energi," katanya.

Ia menambahkan pemerintah harus segera menemukan solusi pada krisis pemadaman listrik yang berlangsung antara 18-20 jam sehari. "Pemerintah Palestina harus menyediakan kebutuhan di Jalur Gaza mengenai bantuan medis, bantuan sosial, membayar gaji pegawai pemerintah, dan memberikan tekanan untuk membuka penyeberangan perbatasan," kata Kurd.

Dalam perkembangan terakhir, seorang nelayan Palestin tewas pada Ahad setelah angkatan laut Israel menembaki kapalnya. Dua nelayan lainnya terluka. Juru bicara Serikat Nelayan PalestinaNizar Ayyash mengatakan kapal tersebut ditargetkan saat kembali ke pelabuhan Gaza.

"Nelayan yang terbunuh adalah Ismael Abu Riyaleh berusia 18 tahun. Dua lainnya, Ahed Abu Ali dan Mahmoud Abu Riyaleh, dibawa ke tahanan Israe,"kata Nizar Ayyash.

Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR), semua serangan Israel terhadap nelayan Palestina telah terjadi dalam jarak enam mil dari pantai Gaza.

Juru bicara Hamas Abdulatif al-Qanoo mengatakan, Pembunuhan seorang nelayan Palestina oleh pasukan angkatan laut Israel adalah kejahatan keji yang ditanggung oleh pendudukan Israel.

Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel mengatakan kapal tersebut telah melanggar zona penangkapan ikan. "Pasukan angkatan laut mengikuti instruksi untuk menangkap ketiga tersangka di kapal, termasuk peringatan dan tembakan di udara dan di kapal. Salah satu nelayan terluka parah akibatnya dan kemudian meninggal di rumah sakit,"kata pernyataan tersebut. "

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement