Senin 02 Apr 2018 18:11 WIB

Dunia Kecam Serangan Israel Terhadap Warga Palestina

Negosiasi damai Palestina dan Israel dinilai perlu dilanjutkan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Negara yang mengecam serangan tentara Israel terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza, terus bertambah. Pada Jumat (30/3), demonstrasi damai yang dilakukan Palestina berujung bentrok, hingga menewaskan 17 warga di tangan pasukan Israel.

Kementerian Luar Negeri Jerman menyuarakan keprihatinan mendalam atas ketegangan antara Palestina dan pasukan keamanan Israel. Bentrokan itu menandakan negosiasi perdamaian perlu dilanjutkan kembali secara mutlak antara Palestina dan Israel.

"Hanya dengan cara ini solusi bisa diambil untuk memberikan semua orang, yang tinggal di antara Mediterania dan Sungai Yordan, hak untuk hidup dengan bermartabat dan menentukan nasib sendiri," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Anadolu.

Menteri Luar Negeri Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Alistair Burt, menyatakan kekhawatiran yang sama. "Sangat prihatin dan sedih melihat peristiwa di Gaza. Inggris menyerukan semua pihak untuk tenang dan menahan diri, serta memperbarui komitmen dan proses politik untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan ini," kata Burt di akun Twitter pribadinya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano mendesak kedua belah pihak untuk menemukan solusi mendesak guna meredakan ketegangan. Solusi tersebut juga memungkinkan warga Israel dan Palestina untuk hidup dalam damai dan keamanan.

Di Irak, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmad Mahcub mengatakan negaranya akan selalu mendukung Palestina. Dia menyebut penggunaan peluru oleh tentara Israel terhadap pengunjuk rasa damai di Jalur Gaza sebagai pelanggaran terbuka terhadap hukum internasional.

Bakir Izetbegovic, anggota Bosniak dari Presidensi Tripartit Bosnia-Herzegovina, menyoroti fakta bahwa warga Gaza menggunakan listrik hanya selama empat jam setiap hari. Sebagian besar penduduk kekurangan akses terhadap air minum dan hidup hanya dengan kurang dari 2 dolar AS per hari.

"Saya dengan tegas mengutuk kekerasan yang tidak perlu dan tidak proporsional yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersenjata, yang sedang memprotes situasi sulit yang mereka hadapi," ujar Izetbegovic. Ia mendesak PBB, Uni Eropa, dan komunitas internasional untuk mengakhiri kekerasan Israel terhadap warga Palestina.

Selain 17 warga Gaza yang tewas, ratusan lainnya juga terluka ketika pasukan Israel menembaki demonstran yang memperingati Hari Tanah. Peringatan tahunan ini mengingatkan pada kematian enam warga Arab Israel yang dibunuh oleh pasukan Israel pada 1976, selama demonstrasi menentang penyitaan tanah oleh pemerintah di Israel utara.

Unjuk rasa itu adalah awal dari unjuk rasa enam pekan yang akan mencapai puncaknya pada hari Nakba atau hari malapetaka ketika Israel didirikan, pada 15 Mei mendatang. Demonstran menuntut agar pengungsi Palestina diperbolehkan mendapatkan hak untuk pulang ke kota-kota dan desa-desa tempat tinggal mereka setelah keluarga mereka melarikan diri atau diusir oleh Israel pada 1948.

photo
Tentara Israel menembakkan gas air mata ke kerumunan warga Palestina yang melakukan demonstrasi, Ahad (2/4). AP Photo/Adel Hana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement