Senin 09 Apr 2018 20:50 WIB

Israel Tuduh Massa Demonstran di Gaza Dibayar Hamas

Semua warga Palestina dituduh berhubungan dengan Hamas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, pada Ahad (8/4), mengatakan,tidak ada warga yang tidak bersalah di Gaza. Hal itu ia ungkapkan merespons tewasnya puluhan warga Palestina yang berdemonstrasi di perbatasan Gaza-Israel sejak dua pekan lalu.

"Tidak ada orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza. Semua orang terhubung dengan Hamas, semua orang mendapat bayaran dari Hamas, semua aktivis yang mencoba menantang kami dan melanggar perbatasan adalah aktivis sayap militer Hamas," kata Lieberman, dikutip laman Al Araby.

Menurutnya, karena semua warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel memiliki hubungan dengan Hamas, maka tentara Israel tidak melakukan kesalahan saat membunuh mereka. Sebab, Hamas sedari dulu telah dianggap sebagai kelompok teror oleh Israel.

Sejak akhir Maret lalu, ribuan warga Palestina di Gaza menggelar aksi demonstrasi di dekat pagar perbatasan Israel. Aksi itu digelar guna menuntut Israel mengembalikan tanah-tanah yang direbutnya saat perang Arab-Israel pada 1948 kepada para pengungsi Palestina.

Namun aksi tersebut direspons secara represif oleh pasukan keamanan Israel. Mereka tak ragu menyerang, bahkan menembak mati warga Palestina yang berpartisipasi dalam aksi itu.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 31 warga Palestina telah tewas oleh pasukan Israel sejak aksi dimulai pada akhir Maret lalu. Sedangkan lebih dari 1.400 orang lainnya mengalami luka-luka.

Israel telah membantah mengerahkan kekuatan berlebihan ketika menghadapi para demonstran Palestina. Israel mengklaim setiap tindakan yang diambil pasukannya diperlukan guna menjaga keamanan warganya. Selain itu, Israel menganggap sebagian besar massa yang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi merupakan simpatisan Hamas.

Pada Ahad (8/4), jaksa kepala Pengadilan Pidana Internasional Fatou Bensouda mengatakan dirinya membuka penyelidikan awal guna menentukan apakah terdapat cukup bukti untuk menginvestigasi penuh dugaan kejahatan yang dilakukan Israel atau Hamas.

Baca juga: Trump Serang Presiden Assad, Putin, Hingga Obama

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement