REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Koalisi Arab Saudi yang memerangi militan Houthi di Yaman membantah menargetkan warga sipil menyusul serangan udara menghantam sebuah pasar timur laut ibu kota Provinsi Sanaa yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 40 orang, Sabtu (27/2).
Juru bicara koalisi Arab Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, Ahad (28/2) menyangkal serangan tersebut.
‘’Koalisi menargetkan barak yang diduduki oleh Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh,’’ katanya seperti dikutip dari laman Al Jazirah, Senin (29/2).
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang berjuang melawan Houthi yang didukung Iran dalam upaya untuk mengembalikan pemerintah yang diakui secara internasional yaitu Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Nasseri mengklaim, wilayah yang ditargetkan tidak ada warga sipil dan sebagian besar diduduki oleh pemberontak.
"Kita tahu bahwa ini adalah jenis taktik yang digunakan oleh milisi ketika mereka berada di bawah tekanan dan mereka mulai melakukan kebohongan di media,’’ ujarnya.
Menurutnya, sebagian besar kantor berita yang melaporkan peristiwa ini tidak memiliki wartawan di tempat kejadian.
‘’Mereka mengatakan mengambil informasi ini dari agen keamanan setempat dan kita tahu di Sanaa hari ini tidak ada orang pejabat yang dapat melaporkannya,’’ ujarnya.
Serangan Sabtu tepatnya terjadi di distrik Nehm di provinsi Sanaa juga melukai 30 orang. ‘’Sebagian besar korban adalah warga sipil,’’ ujar warga kepada kantor berita Reuters.