Jumat 11 Mar 2016 17:23 WIB

Mengenal Maha Abu Shusheh, Konsul Kehormatan RI di Ramallah

Rep: Gita Amanda/ Red: Achmad Syalaby
Maha Abu Shusheh
Foto: Facebook
Maha Abu Shusheh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi rencananya akan mengangkat konsul kehormatan di Ramallah dan sekaligus meresmikan pembukaan kantor konsul kehormatan pada Ahad (13/3). Konsul yang terpilih untuk mewakili Indonesia adalah Maha Abu Shusheh.

Perempuan kelahiran 1962 itu pada 2006 dan 2007 pernah masuk dalam Top 50 Majalah Forbes Arabia’s sebagai pebisnis wanita paling berpengaruh. Ia juga merupakan ketua Palestinian Business Women Forum, yang memimpin pengusaha-pengusaha perempuan dari berbagai sektor.

Maha Abu Shusheh  juga merupakan Presiden pada Board of Directors of Riwaq. Board of Directors of Riwaq membawahkan isu perlindungan architectural heritage. Ia juga aktif di sejumlah organisasi lain.

"Abu Shusheh merupakan ketua Palestinian Shippers Council, anggota Palestinian Trade Center, dan anggota berbagai organisasi sosial di Palestina, termasuk di bidang musik dan kesehatan," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/3).

Penunjukan konsul kehormatan menurut pernyataan merupakan bukti dukungan Indonesia terhadap Palestina. Konsul kehormatan ini nantinya juga akan merepresentasikan Indonesia di Ramallah, serta mendorong hubungan ekonomi dan sosial antara masyarakat Indonesia dan Palestina. 

Sejauh ini, hubungan bilateral Indonesia-Palestina pada 2015 senilai 3,67 juta, surplus RI 3,34 juta dolar Amerika Serikat. Pada 2014 nilai perdagangan Indonesia-Palestina 1,02 juta dolar AS, surplus RI 808 ribu dolar AS.

Tak hanya itu, penunjukan konsul kehormatan juga dimaksudkan untuk membantu perlindungan warga negara Indonesia di Palestina. Jumlah WNI di Palestina, menurut catatan KBRI di Amman pada Februari 2016, sebanyak delapan orang. Sementara, jumlah wisatawan Indonesia ke Palestina kurang lebih 50 ribu orang per tahun, termasuk para peziarah Muslim dan Nasrani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement