Rabu 31 Aug 2016 15:49 WIB

Saudi: Houthi tidak akan Dibiarkan Ambil Alih Yaman

Adel Al-Jubeir
Foto: EPA/Martin Simon
Adel Al-Jubeir

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, Rabu (31/8), gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran tidak akan dibiarkan mengambil alih Yaman, dan menuduh Iran berupaya menebar kerusuhan di sekitar kawasan itu.

Kepala dewan tinggi politik yang didukung Houthi pada Senin menyatakan kesiapannya memulai kembali negosiasi guna mengakhiri perang Yaman, namun mensyaratkan hak melawan serangan pemerintahan terusir yang didukung Saudi. Dialog disponsori PBB untuk mengakhiri pertempuran selama 18 bulan pada Agustus gagal.

Gerakan Houthi dan pasukan sekutu yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh kembali melancarkan penembakan ke arah negara tetangga Arab Saudi. Dialog tersebut rusak setelah Houthi dan Kongres Rakyat Umum (GPC) yang dipimpin Saleh mengumumkan pembentukan dewan pemerintahan beranggotakan 10 orang pada 6 Agustus.

Saleh mengabaikan peringatan utusan Yaman untuk PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed langkah seperti itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai penyelesaian konflik tersebut. Kepada Reuters di Beijing, Menlu Saudi Adel al-Jubeir mengatakan bola ada di tangan Houthi agar dialog damai bisa kembali dilakukan.

"Apa yang pasti, tidak dipertanyakan lagi, pasti, mereka tidak akan diperbolehkan mengambil alih Yaman. Titik. Jadi pemerintah yang sah akan dipertahankan. Peluang yang mereka punya adalah memasuki proses politik, mencapai kesepakatan untuk kepentingan seluruh rakyat Yaman termasuk Houthi," kata al-Jubeir.

Arab Saudi dan sekutu-sekutu Arab menuding Houthi menjadi bidak bagi Iran dan melancarkan intervensi militer untuk mengembalikan kekuasaan Hadi. Houthi bersikukuh, membentuk aliansi dengan Saleh yang mendapat dukungan dari sebagian besar militer.

Houthi dan GPC menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman, sementara pasukan pemerintahan terusir menguasai sisa wilayah negara dengan suku-sukunya.

Sebelumnya dalam pidato di hadapan mahasiswa di sebuah universitas Beijing, al-Jubeir mengecam Iran. "Kami lihat Iran mendukung Houthi di Yaman dan mencoba mengambil alih pemerintah, memasok senjata bagi Houthi, menyelundupkan bahan peledak ke Bahrain, Kuwait dan Arab Saudi. Kami harap kami bisa menjadi tetangga yang baik seperti sebelum revolusi 1979. Terserah pada Iran untuk memperbaiki sikapnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement