REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Emir Qatar Sheikh Tamin bin Hamad Al Thani mengaku siap untuk berdialog dengan empat negara Teluk Arab guna menyelesaikan krisis diplomatik yang telah berlangsung sejak Juni lalu. Kendati demikian, menurutnya, empat negara itu belum menunjukkan iktikad yang sama.
Hal tersebut disampaikan Al Thani setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pertemuan Qatar dengan Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Tujuannya tak lain agar negara-negara tersebut terlibat dialog guna menyelesaikan krisis diplomatiknya.
"Presiden (Trump) menunjukkan bahwa dia berkomitmen untuk mengakhiri krisis ini," ungkap Al Thani, seperti dikutip laman Al Araby, Sabtu (28/10).
Emir Qatar pun segera menyatakan kesanggupan dan kesediaannya untuk menghadiri pertemuan yang digagas Trump tersebut. Al Thani menegaskan pula kepada Trump bahwa dia telah meminta diadakannya dialog sejak lama. "Seharusnya pertemuan (yang digagas Trump) ini segera berlangsung, tapi saya tidak mendapat respons dari negara lain," ujar Al Thani.
Hal ini membuat Al Thani berspekulasi bahwa empat negara Teluk Arab yang memblokade dan mengembargo negaranya memang berupaya merongrong kedaulatan Qatar. "Kita ingin kebebasan berbicara untuk wilayah ini. Tapi mereka berpikir bahwa ini adalah ancaman bagi mereka," ucapnya.
Salah satu penyebab perselisihan diplonatik Qatar dengan empat negara Teluk Arab adalah karena hubungan Doha dengan Iran. Namun Al Thani mengatakan bahwa Iran adalah tetangga Qatar.
"Ketika negara-negara itu (Arab Saudi dan lainnya), saudara kita, memblokir segalanya, obat-obatan, makanan, satu-satunya cara bagi kita untuk menyediakan makanan dan obat-obatan untuk rakyat kita adalah melalui Iran," ujar Al Thani.
Pada 5 Juni lalu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade seluruh akses dari dan menuju negara tersebut. Hal itu dilakukan karena keempat negara menuduh Qatar menjadi pendukung dan penyokong kelompok ekstremis dan teroris di Teluk. Tuduhan tersebut segera dibantah oleh Doha.
Belakangan negara-negara Teluk mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar. Tuntutan tersebut harus dipenuhi bila Qatar ingin terbebas dari blokade dan embargo. Namun Qatar telah menyatakan bahwa poin-poin dalam tuntutan tersebut tidak realistis dan mustahil dipenuhi.
Adapun tuntutan tersebut antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran Aljazirah.