Selasa 28 Nov 2017 19:10 WIB

Rusia Ajukan Gencatan Senjata 2 Hari di Perbatasan Damaskus

Kondisi di Damaskus, Suriah.
Foto: Reuters
Kondisi di Damaskus, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Rusia mengajukan dua hari gencatan senjata pada Senin (27/11) terhadap kubu pemberontak utama terakhir di dekat perbatasan ibu kota Suriah, Damaskus.

Wilayah tersebut merupakan tempat dilancarkannya serangan udara pesawat tempur pemerintah dukungan Rusia, selama dua hari, untuk merebut daerah itu. Serangan tersebut menewaskan setidak-tidaknya 41 orang. Kelompok Pemantau Hak Asasi untuk Suriah mengatakan 18 orang tewas akibat pemboman pada Senin dan 23 juga tewas pada peristiwa yang terjadi pada Ahad.

Sedikit-dikitnya 147 orang tewas akibat serangan udara dan tembakan, sejak tentara Suriah, dengan bantuan serangan udara Rusia, memulai serangan untuk mengambil alih kendali Ghouta yang dikuasai pemberontak. Wilayah tersebut telah terkepung sejak hampir dua minggu yang lalu.

Kawasan lahan pertanian berpenduduk padat adalah wilayah besar terakhir di sekitar ibu kota, yang masih dikuasai oleh pemberontak yang bertempur melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Di keseluruhan wilayah Suriah, kebanyakan petempur pemberontak telah terusir dari sebagian besar kota dan daerah dalam dua tahun belakangan, sejak Rusia bergabung dalam perang mendukung Bashar.

Ghouta Timur juga merupakan salah satu dari beberapa "daerah penurunan kegiatan perang" di seluruh wilayah Suriah bagian barat, dimana Rusia telah memperantarai kesepakatan untuk meredakan peperangan. Rusia mengusulkan untuk menerapkan gencatan senjata dalam daerah penurunan kegiatan perang untuk Selasa dan Rabu, lapor kantor berita Interfax, mengutip Kementerian Pertahanan Rusia.

"Langkah seperti itu akan meredakan ketegangan di bagian barat daerah penurunan kegiatan perang," kata Letnan Jenderal Sergei Kuralenko, seorang yang bertanggung jawab atas pusat pemantauan gencatan senjata Rusia di Suriah.

Daerah kantong itu telah terkepung oleh pasukan Bashar sejak 2012, namun pengepungan semakin melonggar dalam beberapa bulan belakangan, sejak jalur untuk menyelundupkan makanan ditutup. Para warga kehabisan persediaan makanan, beberapa diantaranya pingsan karena kelaparan dan keadaan tersebut memaksa anak-anak mereka hanya makan pada hari-hari tertentu, kata Program Pangan Dunia PBB dalam laporan pekan lalu.

Pada Senin, 13 peluru kendali menyerang wilayah Damaskus yang dikendalikan pemerintah dan daerah sekitarnya, menurut media pemerintah Suriah, SANA. Empat orang terluka akibat serangan di ibu kota pada Ahad, kata SANA.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement