Rabu 21 Feb 2018 18:46 WIB

Wakapolri: Kasus Penyerangan Kiai Kebanyakan Hoaks

Di Jabar dari 13 kabar penyerangan, polisi menyebut hanya menemukan dua.

Wakapolri Syafruddin
Foto: Republika/Wihdan
Wakapolri Syafruddin

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakapolri Komjen Pol Syafruddin menyebut peristiwa penyerangan kepada kiai atau pemuka agama di beberapa daerah belakangan ini lebih banyak isu hoaks atau kabar bohong.

"Seperti di Jawa Barat dikabarkan ada 13 kasus penyerangan terhadap pemuka agama, tapi setelah ditelusuri hanya ada dua. Yang 11 ada hoaks. Di Jawa Timur hanya ada dua. Dari semua yang diberitakan lebih banyak adalah hoaks," ujar Wakapolri usai bertemu dengan ulama di Masjid Polda Jatim Surabaya, Rabu (21/2).

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya telah memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin agar Polri konsen menangani isu ini. "Jadi ini masalahnya isu hoaks walaupun ada kejadiannya," tuturnya.

Dia menjelaskan, sebagai bentuk keseriusan polisi, pihaknya telah menurunkan tiga tim satuan tugas. Tim itu sudah dari tiga minggu yang lalu diturunkan di daerah yang isunya berkembang pesat, seperti di Jabar, Jatim, dan DIY Yogyakarta.

 

Baca juga, Polisi Bekuk Penganiayaan Kiai Emong.

 

"Isunya besar di tiga daerah ini. Setelah dapat perintah langsung, tindak lanjuti dengan ke Jabar. Tadinya mau ke Yogyakarta, tapi langsung dan ke Jatim karena kiai sudah menunggu," ujarnya.

Kedatangannya ke Jatim pun, lanjut dia, guna menyupervisi kerja dari wilayah, yakni Polda dan jajarannya maupun tim Satgas yang turun. Dia mengungkapkan, pelaku penyebar kabar bohong itu sudah diketahui oleh polisi.

"Isu yang dibangun oleh orang tertentu, sudah ketahuan siapa pelakunya dan akan dikembangkan. Pelaku akan dijerat UU ITE, karena mendesain informasi hoaks. Bukan karena mendesain penyerangan itu (kepada pemuka agama)," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftachul Akhyar mengatakan, terkait isu penyerangan kepada kiai, pihaknya sudah memberi klarifikasi kepada santri agar tak ada aksi balasan.

"Santri kan biasa mengamankan kiai-nya. Walaupun kiai sendiri tidak ada masalah. Semua isu itu harus melalui klarifikasi. Agar tidak ada kejadian itu lagi, kiai akan mendinginkan santri," kata dia.

Dia menegaskan, kondisi sampai saat ini masih aman-aman saja meskipun pemberitaan terkait penyerangan kiai semakin besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement