Rabu 21 Mar 2018 07:21 WIB

Korban di Ghouta Timur Bertambah 59 orang

Militer Suriah melancarkan serangan lewat darat dan udara.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Beberapa bayi memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di Desa Shifunieh, Ghouta Timur, Suriah, Ahad (25/2).
Foto: Mohammed Badra/EPA-EFE
Beberapa bayi memperoleh penanganan medis setelah terpapar gas beracun di Desa Shifunieh, Ghouta Timur, Suriah, Ahad (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan korban berjatuhan di wilayah Ghouta timur, pada Selasa (20/3) waktu setempat. Sedikitnya ada 59 warga sipil Suriah  tewas di tangan militer rezim Bashar al-Assad dan pendukungnya.

Kantor berita Turki, Anadolu Agency, Rabu (21/3), melaporkan, sumber-sumber dari otoritas Pertahanan Sipil Suriah menyatakan, serangan baik dari udara ataupun darat terus dilakukan militer Suriah di kota kecil dekat Damaskus itu. Serangan tetap dilakukan meski ada seruan gencatan senjata dari PBB.

Laporan tersebut juga menyampaikan, sumber dari Pertahanan Suriah yang dikenal dengan sebutan The White Helmets mengatakan, 59 warga sipil itu tewas dalam pengeboman. Tiga warga tewas di Kota Harasta dan 56 lainnya di Distrik Duma.

 

Baca juga, Suriah Kirim Pasukan Besar ke Ghouta Timur. 

 

Sejumlah pejabat setempat menuturkan korban berada di daerah yang sulit dijangkau. Pada saat yang sama, banyak terjadi serangan.

Seperti diketahui, hingga saat ini sedikitnya 150 warga sipil telah terbunuh oleh serangan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam lima hari terakhir ini.

 

Sejak 19 Februari, hampir 1.000 orang telah terbunuh di Ghouta timur, dan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat lagi karena serangan rezim tersebut terus berlanjut.

 

Ghouta Timur yang merupakan rumah bagi sekitar 400 ribu orang, berada di bawah pengepungan rezim Assad selama lima tahun terakhir.

 

Selama delapan bulan terakhir, rezim Assad telah meningkatkan pengepungan. Hampir tidak mungkin, makanan atau obat-obatan memasuki wilayah yang digempur untuk bisa digunakan ribuan warga yang membutuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement