Jumat 17 Jul 2020 14:56 WIB

Covid-19: 185 WNI Positif, 51 Meninggal di Arab Saudi

Perawatan seluruh pasien Covid-19 WNI ditanggung pihak Kerajaan Arab Saudi

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang pria memakai masker saat akan membeli es krim di Saudi Arabia, Ahad (28/6). Perawatan seluruh pasien Covid-19 WNI ditanggung pihak Kerajaan Arab Saudi. Ilustrasi.
Foto: AP/Amr Nabil
Seorang pria memakai masker saat akan membeli es krim di Saudi Arabia, Ahad (28/6). Perawatan seluruh pasien Covid-19 WNI ditanggung pihak Kerajaan Arab Saudi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Warga Negara Indonesia (WNI) yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Arab Saudi kian meningkat. Hingga Jumat (17/6) perwakilan RI di Saudi mencatat 185 WNI terpapar virus corona.

"Kebanyakan dari kasus positif menimpa para pekerja migran kita yang bekerja sebagai pengemudi dan petugas kebersihan, serta perawat," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/7).

Baca Juga

Dari 185 kasus, sebanyak 82 WNI masih dalam masa perawatan, 52 sembuh, dan 51 WNI meninggal dunia akibat Covid-19. Perawatan seluruh pasien Covid-19 WNI ditanggung pihak Kerajaan.

Judha mengatakan perwakilan RI di Jeddah dan Riyadh berkomunikasi kepada otoritas setempat termasuk kepada pihak perusahaan atau pemberi pekerjaan agar melakukan langkah-langkah pencegahan. Semisal melengkapi para pekerja migran WNI dengan alat pelindung diri.

Judha juga menegaskan kepada perwakilan RI di Arab Saudi untuk selalu mengimbau para WNI melakukan langkah-langkah kesehatan secara efektif, seperti menerapkan physical distancing, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga asupan yang baik sehingga imun tubuh kuat.

Kasus virus corona di Arab Saudi dikatakan relatif tinggi. Berdasarkan data statistik worldometers, hingga Jumat (17/7) Saudi mencatat sebanyak 243.238 kasus infeksi virus corona. Sementara jumlah kasus kematiannya mencapai 2.370 jiwa.

Pemerintah Arab Saudi pun telah memberlakukan kebijakan ketat guna mengekang penyebaran virus ke seluruh warganya. Hal itu termasuk tidak membuka Makkah untuk umum dan menangguhkan pelayanan haji dan umroh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement