Rabu 04 Nov 2020 19:02 WIB

Militer Azerbaijan Hancurkan Dua Gudang Amunisi Armenia

Negara besar menyerukan gencatan senjata berkelanjutan antara Azerbaijan-Armenia

Red: Nur Aini
Pemandangan kendaraan hancur setelah penembakan oleh artileri Azerbaijan dekat rumah sakit, selama konflik militer di kota garis depan Martakert, wilayah separatis Nagorno-Karabakh, Senin, 19 Oktober 2020. Penembakan baru telah dilaporkan dalam pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan, melanggar gencatan senjata akhir pekan dalam konflik atas wilayah separatis Nagorno-Karabakh. Pertempuran berkecamuk selama lebih dari tiga minggu.
Foto: AP/STR
Pemandangan kendaraan hancur setelah penembakan oleh artileri Azerbaijan dekat rumah sakit, selama konflik militer di kota garis depan Martakert, wilayah separatis Nagorno-Karabakh, Senin, 19 Oktober 2020. Penembakan baru telah dilaporkan dalam pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan, melanggar gencatan senjata akhir pekan dalam konflik atas wilayah separatis Nagorno-Karabakh. Pertempuran berkecamuk selama lebih dari tiga minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Militer Azerbaijan menghancurkan dua gudang amunisi milik militer Armenia dalam operasi yang diluncurkan untuk melindungi wilayahnya pada Selasa (3/11).

Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyebutkan militer mereka berhasil menghancurkan dua gudang amunisi milik pasukan bersenjata Armenia yang berlokasi di dekat Khankendi. Rekaman video operasi juga beredar di masyarakat.

Baca Juga

Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu memanas sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Pertempuran Azerbaijan dan Armenia kembali meletus pada 27 September dan sejak itu Armenia kerap menyerang pasukan dan warga sipil Azerbaijan, bahkan melanggar gencatan senjata kemanusiaan sejak 10 Oktober.

Sementara, negara besar menyerukan gencatan senjata berkelanjutan, Turki mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia. Berbagai resolusi PBB juga mendesak penarikan pasukan invasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement