Selasa 14 Sep 2021 21:21 WIB

Aljazair Hapus Utang 14 Negara Demi Pengaruh di Afrika

Utang 1 miliar dolar AS dihapuskan sebagai bagian dari pemulihan hubungan diplomatik

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Peta Afrika. Aljazair memulai langkah skala besar untuk memulihkan pengaruhnya di Afrika. Menurut laporan yang dirilis Radio France International (RFI), negara tersebut menyatakan bakal menghapus utang 14 negara.
Foto: mkalty.org
Peta Afrika. Aljazair memulai langkah skala besar untuk memulihkan pengaruhnya di Afrika. Menurut laporan yang dirilis Radio France International (RFI), negara tersebut menyatakan bakal menghapus utang 14 negara.

REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Aljazair memulai langkah skala besar untuk memulihkan pengaruhnya di Afrika. Menurut laporan yang dirilis Radio France International (RFI), negara tersebut menyatakan bakal menghapus utang 14 negara.

Seperti dilansir laman Middle East Monitor, Selasa (14/9), laporan tersebut merujuk pada pengumuman Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra pada Kamis pekan lalu, bahwa negara Afrika Utara itu berencana membatalkan utang 14 negara Afrika. Meski begitu, 14 negara itu tak disebutkan namanya.

Baca Juga

Dia mengatakan, sebanyak 1 miliar dolar AS dihapuskan sebagai bagian dari pemulihan hubungan diplomatik. Aljazair menyebut langkah ini sebagai langkah untuk dunia bersatu. Negara tersebut menekankan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari inisiatif lain yang diambil oleh Aljazair untuk memulihkan pengaruhnya.

Laporan RFI menganggap bahwa langkah-langkah tersebut menyampaikan pesan bahwa diplomasi Aljazair harus mendapatkan kembali pengaruh tertentu untuk memperkuat perannya sebagai kekuatan menengah. Hal itu mengutip kepresidenan Aljazair yang mengatakan, bahwa "Aljazair harus dapat mengambil inisiatif dalam isu-isu regional dan internasional utama." Visi itu dibawa oleh menteri luar negeri, yang telah melakukan banyak perjalanan di seluruh Afrika.

Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa di Niger, Lamamra berdiskusi dengan Presiden Bazoum tentang kerja sama untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Afrika. Mereka juga membahas pengaktifan kembali perjanjian keamanan yang ditandatangani pada 2018 antara Niger, Libya, Chad, dan Sudan. Lamamra juga mengunjungi Mauritania untuk mengundang Presiden Mohamed Ould Ghazouani ke Aljazair.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement