Kamis 30 Sep 2021 04:03 WIB

Kelangkaan Sopir Truk Buat Inggris Alami Krisis Pasokan BBM

Analis menyebut kelangkaan supir terjadi akibat Inggris keluar dari Uni Eropa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Bendera Inggris dan Uni Eropa
Foto: Reuters
Bendera Inggris dan Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Selama beberapa hari terakhir, Inggris mengalami krisis pasokan bahan bakar minyak (BBM). Banyak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sana kehabisan stok dan tak dapat melayani warga.

Tak hanya BBM, distribusi barang-barang ke supermarket juga disorot. Banyak rak-rak di tempat perbelanjaan kosong. Hal itu karena minimnya sopir truk di negara tersebut. Padahal keberadaan mereka diperlukan guna menjaga rantai pasokan tetap berjalan lancar.

Baca Juga

Menurut beberapa analis, salah satu penyebab terjadinya kondisi tersebut adalah keputusan Inggris hengkang dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit. Saat masih menjadi anggota perhimpunan Benua Biru, Inggris mengandalkan sopir yang datang dari Eropa Timur.

Setelah Brexit terjadi, banyak di antara sopir itu pergi mencari gaji dan kondisi kerja yang lebih baik di Eropa. Menurut Kepala Urusan Uni Eropa di Union of International Haulers, Nikolay Rashkov, Inggris pernah mengalami kekurangan sopir pada awal 2000-an. Hal itu menyebabkan kebutuhan mempekerjakan tenaga kerja lebih murah dari negara-negara Uni Eropa yang lebih baru.

“20 tahun kemudian kekurangan itu tidak berubah, tapi saat ini setelah Brexit. Inggris mengatakan tidak ingin orang-orang yang tidak berpendidikan datang dari Uni Eropa. Anda tidak perlu gelar sarjana untuk menjadi sopir truk. Jadi mereka memenuhi syarat sebagai orang yang tidak diinginkan negara ini,” kata Rashkov dikutip dari laman Euronews, Rabu (29/9).

Pemerintah Inggris telah mengumumkan akan menerbitkan 5.000 visa darurat untuk sopir truk asing guna menangani krisis saat ini. Namun para kritikus menyangsikan banyak pengemudi di Eropa yang tertarik. Sebab visa yang ditawarkan hanya berlaku tiga bulan.

Edwin Atema dari serikat FNV Belanda mengatakan rencana visa tersebut tak realistis. “Siapa yang akan berhenti dari pekerjaan di Uni Eropa untuk visa tiga bulan di Inggris? Saya pikir itu adalah petualangan yang benar-benar tidak pasti,” ujarnya.

Atema mengungkapkan kondisi kerja yang buruk di Inggris dan kemungkinan terjebak di Dover juga membuat pengemudi Eropa enggan datang ke negara tersebut. Menurut Raskov, Inggris juga sudah kurang diminati karena pajak yang dikenakan lebih tinggi dibandingkan banyak negara Eropa lainnya.

Sebenarnya bukan hanya Inggris yang bergulat dengan kekurangan sopir. Menurut Transport Intelligence, sebanyak 400 ribu pengemudi dibutuhkan di seluruh Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement