Rabu 13 Oct 2021 11:54 WIB

Sally Rooney Tolak Tawaran Penerbit Israel

Ia mengerti, tak semua orang sepakat dengan keputusannya.

 Pengunjuk rasa wanita tua Palestina mengangkat bendera Palestina selama bentrokan di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, di Jalur Gaza timur, 21 Agustus 2021. Empat puluh satu warga Palestina dan satu tentara Israel terluka dalam bentrokan di dekat perbatasan timur Kota Gaza.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pengunjuk rasa wanita tua Palestina mengangkat bendera Palestina selama bentrokan di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, di Jalur Gaza timur, 21 Agustus 2021. Empat puluh satu warga Palestina dan satu tentara Israel terluka dalam bentrokan di dekat perbatasan timur Kota Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Penulis Irlandia, Sally Rooney, menolak tawaran penerbit Israel, Modan, agar novel terbarunya diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani. Sikap tersebut ia tegaskan karena dukungannya terhadap Palestina.

Rooney, 31 tahun, dalam pernyataannya, Selasa (12/10), menolak hak penerjemahan novel Beautiful World, Where Are You karena selama ini ia mendukung gerakan Boycott, Divestments and Sanctions (BDS).

‘’Untuk saat ini, saya memilih tak menjual hak penerjemahan novel saya ke penerbit berbasis di Israel,’’ ujar Rooney yang dikutip laman Aljazirah, Selasa (12/10). BDS menyerukan boikot budaya, ekonomi, dan akademik terhadap Israel karena represi atas hak Palestina.

Ia mengerti, tak semua orang sepakat dengan keputusannya. Namun, ia merasa bukan tindakan yang tepat dalam kondisi saat ini menerima kontrak baru dengan perusahaan Israel yang tak menjaga jarak dari apartheid dan tak mendukung PBB terkait hak Palestina.

Laporan Human Rights Watch dan organisasi HAM Israel B’tselem pada tahun ini yang mengungkapkan sistem dominasi dan segresi rasial terhadap Palestina menjadi faktor yang menentukan ia mengambil keputusannya saat ini.

Keputusan ini memang memicu reaksi pengguna media sosial. Mereka marah dengan berita media mengenai keputusannya tersebut. Rooney mengklarifikasi, ia tak menentang bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani.

Rooney menegaskan, hak penerjemahan novelnya ke dalam bahasa Ibrani masih memungkinkan. ‘’Jika saya menemukan cara menjual hak penerjemahan yang sesuai panduan BDS, saya sangat senang dan bangga melakukannya,’’ ujar Rooney.

Ia menambahkan, dirinya senang dua novel suksesnya terdahulu, Normal People dan Conversations with Friends, diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani.  

Pro dan kontra

‘’Semestinya memang tak ada bisnis seperti biasanya jika terkait negara apartheid,’’ demikian pernyataan Palestinian Campaign for the Academic & Cultural Boycott of Israel (PACBI) dalan akun Twitter mereka.

Hil Aked, aktivis dan peneliti independen, menyebut langkah Rooney sebagai aksi solidaritas. ‘’Ia masuk daftar sosok budayawan yang mendukung kemerdekaan, keadilan, dan persamaan Palestina,’’ ujarnya kepada Aljazirah.

Namun, seorang pejabat senior Israel menentang sikap Rooney dan menganggapnya anti-Semit. ‘’Boikot budaya terhadap Israel, tindakan memprihatinkan bagi Rooney dan mereka yang mendukungnya,’’ kata Menteri Diaspora Israel Nacham Shai.

Telah lama Israel menilai gerakan BDS anti-Yahudi dan menegaskan cara mereka membandingkan perlakuan Israel terhadap Palestina dan apartheid tak tepat. 

sumber : aljazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement