Kamis 02 Dec 2021 15:31 WIB

Trump Prediksi China Serang Taiwan Seusai Olimpiade Beijing

Menurut Trump akan terjadi sesuatu antara China dan Taiwan usai Olimpiade Beijing

Rep: Dwina Agustin/Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Mantan Presiden AS Donald Trump. Menurut Trump akan terjadi sesuati antara China dan Taiwan usai Olimpiade Beijing. Ilustrasi.
Foto: AP/Ross D. Franklin
Mantan Presiden AS Donald Trump. Menurut Trump akan terjadi sesuati antara China dan Taiwan usai Olimpiade Beijing. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memprediksi China akan menyerang Taiwan sekitar tahun 2022. Serangan tersebut dilakukan setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing dilaksanakan.

"China menunggu sampai setelah Olimpiade saya berasumsi, dan mungkin sesuatu akan terjadi," kata Trump. Olimpiade Musim Dingin 2022 akan diselenggarakan di Beijing dari 4 hingga 20 Februari.

Baca Juga

Dalam sebuah wawancara dengan mantan anggota parlemen Inggris, Nigel Farage, Trump memberi gambaran yang mencekam. "Tidak baik jika Anda di Taiwan jika China menyerang dan Anda memiliki pesawat pengebom yang terbang di atas negara Anda terus-menerus yang konstan," katanya dikutip dari Sputnik News.

Trump pun berbicara tentang ketidakhadiran AS dan persepsinya tentang peningkatan agresi dari China. Ketika ditanya keberadaan AS saat ini, dia justru mencemooh.

"Saya pikir itu pada titik terendah yang pernah ada. Saya tidak berpikir itu pernah berada dalam posisi seperti ini. Kami tidak dihormati lagi," ujar Trump.

Washington dinilai tidak lagi dihormati dengan merujuk pada perubahan perilaku Beijing terhadap Taipei sejak Trump meninggalkan kantor. "Saya akan memberi tahu Anda, tidak ada pesawat yang terbang di atas Taiwan dan namanya bahkan tidak disebutkan," kata Trump.

"Anda tidak berbicara tentang Taiwan ketika saya menjadi presiden. Itu tidak akan terjadi. Lihat apa yang mereka lakukan sekarang," ujarnya.

Padahal tentara China pernah terbang ke wilayah udara Taiwan selama masa kepresidenan Trump. Peristiwa itu terjadi dalam dua kesempatan pada September 2020.

sumber : Sputnik News/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement