Selasa 21 Dec 2021 15:27 WIB

WHO: Covid-19 Sebabkan 3,3 Juta Orang Meninggal Tahun Ini

WHO berharap 2022 menjadi tahun untuk mengakhiri pandemi.

Rep: Kamran Dikarma/Fergi/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus corona (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, lebih dari 3,3 juta orang di dunia meninggal akibat Covid-19 tahun ini. Jumlah itu lebih banyak jika dibandingkan dengan angka kematian gabungan HIV, malaria, dan TBC sepanjang 2020.

Ghebreyesus mengungkapkan, virus Corona merenggut sekitar 50 ribu nyawa setiap pekan di seluruh dunia. “2022 harus menjadi tahun kita mengakhiri pandemi,” ujarnya dalam konferensi pers hibrida pertama yang diselenggarakan WHO untuk jurnalis di kantor PBB Jenewa sejak 2020 yang difasilitasi Anadolu Agency.

Baca Juga

 “Terakhir kali kami menjamu Anda adalah pada Juli tahun lalu. Tidak seorang pun dari kami yang dapat membayangkan bahwa hampir 18 bulan kemudian, kita masih berada dalam cengkeraman pandemi,” kata Ghebreyesus.

Ghebreyesus pun menyinggung tentang kemunculan varian baru Covid-19, yakni Omicron. “Sekarang ada bukti konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta,” ucapnya.

Omicron diyakini muncul pertama kali di Afrika bagian selatan. Ghebreyesus menjelaskan, sebulan lalu, Afrika melaporkan jumlah kasus Covid-19 terendah dalam 18 bulan.

“Pekan lalu, Afrika melaporkan jumlah kasus tertinggi keempat dalam satu pekan sejauh ini. Afrika sekarang menghadapi gelombang infeksi yang curam, sebagian besar didorong varian Omicron,” kata Ghebreyesus menjelaskan.

Dia menyebut, orang yang telah divaksinasi, masih berpotensi terinfeksi lagi oleh Omicron. Ghebreyesus pun memperingatkan dunia agar tetap waspada menjelang liburan Natal dan tahun baru. Sebab masih ada cukup banyak negara yang merencanakan pertemuan yang dapat menarik kerumunan.

“Negara-negara harus lebih berhati-hati dan membatasi kerumunan massa selama periode festival ini. Menunda perkumpulan semacam itu selama periode ini akan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” ujar Ghebreyesus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement