Ahad 20 Mar 2022 21:06 WIB

Ada Kemajuan Negosiasi, Turki Harap Rusia-Ukraina Capai Gencatan Senjata

Rusia dan Ukraina sudah mendekati titik kesepakatan terkait empat isu utama.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu bersalaman dengan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba, dalam pertemuan di Lviv, Ukraina, Kamis (17/3/2022).
Foto: Ismail Coskun/IHA vis AP
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu bersalaman dengan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba, dalam pertemuan di Lviv, Ukraina, Kamis (17/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Rusia dan Ukraina hampir mencapai kesepakatan mengenai isu-isu yang kritis. Dia berharap gencatan senjata dapat tercapai jika kemajuan dalam pembicaraan oleh kedua belah pihak terus terjalin.

“Kami dapat mengatakan, kami berharap untuk gencatan senjata jika para pihak tidak mengambil langkah mundur dari posisi saat ini,” kata Cavusoglu dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada Ahad (20/3/2022), dikutip laman TRT World.

Baca Juga

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Aljazeera, juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengonfirmasi keterangan Cavusoglu. Dia mengungkapkan, Rusia dan Ukraina sudah mendekati titik kesepakatan terkait empat isu utama. Isu tersebut antara lain tentang dilepaskannya ambisi Ukraina bergabung dengan NATO, demiliterisasi, apa yang disebut Rusia sebagai de-nazifikasi, dan perlindungan bahasa Rusia di Ukraina. 

Ukraina dan Barat telah menolak referensi Rusia tentang "neo-Nazi" dalam kepemimpinan Ukraina dan menganggapnya sebagai propaganda tak berdasar. Hal itu karena pemerintahan Ukraina saat ini terpilih secara demokratis. Kalin pun menyebut referensi semacam itu menyinggung Kiev.

Meski merupakan salah satu anggota NATO, Turki merupakan salah satu negara yang paling aktif dalam memediasi Rusia dan Ukraina. Pada 10 Maret lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov bertemu Menlu Ukraina Dmitry Kuleba di forum diplomatik Antalya di Turki. Itu merupakan pertemuan perdana kedua menlu sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari.

Sebelum bertemu Lavrov di Antalya, Kuleba telah meredam ekspektasi tentang keberhasilan menyepakati kesepakatan gencatan senjata. Menurut Kuleba, prospek tersebut "terbatas" karena Moskow masih terus melakukan serangan dan pemboman ke Ukraina. 

Kuleba berpendapat, tercapainya kesepakatan semacam itu bergantung pada instruksi dan arahan apa yang diberikan Kremlin kepada Lavrov. "Saya tidak menaruh harapan besar pada mereka, tapi kami akan mencoba dan mendapatkan yang terbaik dari pembicaraan," ujar Kuleba. 

Pemerintah Rusia sebenarnya telah menyatakan siap melakukan pembicaraan dengan Ukraina. Namun mereka menghendaki semua tuntutannya, termasuk soal Ukraina mengambil posisi netral dan membatalkan aspirasinya bergabung dengan NATO, dipenuhi. Jika Kiev setuju memenuhi tuntutan tersebut, Moskow akan menghentikan agresinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement