Jumat 27 Jan 2023 08:19 WIB

Jepang Luncurkan Satelit Intelijen Pantau Militer Korut

Satelit ini membawa misi mengawasi pergerakan di lokasi militer Korea Utara

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Satelit mata-mata Jepang. Ilustrasi
Foto: JAXA
Satelit mata-mata Jepang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang berhasil meluncurkan roket yang membawa satelit pengumpul informasi intelijen pemerintah pada Kamis (26/1/2023). Satelit ini membawa misi mengawasi pergerakan di lokasi militer Korea Utara (Korut) dan meningkatkan tanggap bencana alam.

Roket H2A diluncurkan oleh Mitsubishi Heavy Industries Ltd., dan berhasil lepas landas dari Tanegashima Space Center di barat daya Jepang. Roket tersebut membawa satelit pengintai IGS-Radar 7 sebagai bagian dari upaya Tokyo untuk membangun kemampuan militernya, dengan alasan meningkatnya ancaman di Asia Timur. Mitsubishi Heavy menyatakan, satelit tersebut kemudian berhasil memasuki orbit yang direncanakan.

Satelit Pengumpulan Intelijen (IGS) ini dapat menangkap gambar di darat selama 24 jam, bahkan dalam kondisi cuaca buruk. Jepang meluncurkan program IGS setelah rudal Korut terbang di Jepang pada 1988.

Setelah itu, Tokyo pun bertujuan untuk membuat jaringan 10 satelit untuk mendeteksi dan memberikan peringatan dini untuk kemungkinan peluncuran rudal. Satelit juga dapat digunakan untuk pemantauan dan tanggap bencana.

“Pemerintah akan memaksimalkan penggunaan IGS-Radar 7 dan satelit pengintai lainnya untuk melakukan yang terbaik bagi keamanan nasional dan manajemen krisis Jepang,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida saat memuji keberhasilan peluncuran tersebut.

Pemerintah Kishida pada Desember mengadopsi strategi keamanan nasional yang baru. Salah satunya memiliki rudal jelajah jarak jauh sebagai kemampuan serangan balik yang melanggar prinsip pascaperang sebagai pertahanan diri negara itu saja. Perubahan haluan ini dilakukan dengan kemajuan senjata yang cepat di China dan Korut.

Kemungkinan serangan balik yang bertujuan untuk mendahului serangan musuh akan membutuhkan kemajuan signifikan dalam pengumpulan intelijen dan kemampuan keamanan siber. Upaya itu pun perlu  bantuan signifikan dari sekutu Jepang, yaitu Amerika Serikat (AS).

Roket H2A berbahan bakar cair yang dioperasikan berat Mitsubishi telah mencatat 40 keberhasilan berturut-turut sejak kegagalan pada 2003. Mitsubishi Heavy dan Japan Aerospace Exploration Agency sedang mengembangkan roket andalan baru mereka H3 sebagai penerus H2A, yang akan pensiun pada 2024. Peluncuran pertama H3 ditetapkan pada Februari.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement