Jumat 03 Feb 2023 19:15 WIB

Spanyol Kekurangan Pasokan Obat

Apotek Spanyol kesulitan memasok 403 jenis obat yang berbeda.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Spanyol kekurangan pasokan obat.(ilustrasi)
Foto: en.wikipedia.org
Spanyol kekurangan pasokan obat.(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID --  Eropa terus menghadapi kekurangan obat yang parah. Apotek Spanyol melaporkan penundaan yang lebih lama dalam ratusan jenis obat pada tahun lalu.

Menurut General Pharmaceutical Council of Spain (GPCS), apotek Spanyol kesulitan memasok 403 jenis obat yang berbeda, termasuk untuk penyakit kardiovaskular, neuromuskuler, pencernaan, dan pernapasan. Masalahnya sekarang 150 persen lebih buruk daripada 2021. Pengadaan obat-obatan itu membutuhkan waktu hingga empat hingga lima minggu lebih lama daripada sebelumnya.

Baca Juga

Direktur GPCS Antonio Blanes Jimenez mengklarifikasi, bahwa masalah kekurangan obat bukanlah hal baru dan sudah dirasakan sejak 2019. “Situasi sempat membaik selama pandemi dan semakin parah lagi pada 2022,” katanya dikutip Anadolu Agency.

Jimenez menyatakan, keterbatasan diakibatkan China dan India pada ekspor bahan mentah yang dibutuhkan untuk produksi dan pengiriman obat. Ditambah lagi masalah terkait produksi yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina adalah penyebab utama kekurangan tersebut.

Kekurangan obat ini juga menunjuk pada peran harga obat yang rendah di Spanyol. Jimenez mengatakan, data dan tren saat ini tidak memberikan gambaran yang optimis untuk 2023. Meski begitu, pasien diminta tetap tenang, karena apotek masih dapat menyediakan obat generik dalam banyak kasus.

Apoteker Maria Carmen Sanz mengeluhkan meningkatnya masalah pasokan obat, dengan lebih dari separuh pesanan harian tidak tercapai. "Pasien kami yang datang kepada kami untuk obat sayangnya pergi dengan tangan kosong. Yang lebih buruk adalah kami tidak tahu alasan sebenarnya di balik kekurangan obat. Tidak ada penjelasan yang diberikan kepada kami," katanya menekankan bahwa banyak rak di tokonya tetap kosong.

"Kami memesan obat lebih awal tetapi kami tidak tahu kapan mereka akan datang, atau apakah mereka akan datang," katanya. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement