Jumat 17 Feb 2023 07:16 WIB

PBB: Jumlah Korban Gempa di Suriah akan Meningkat

PBB telah melaporkan korban meninggal di seluruh Suriah sekitar 6.000 orang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Orang-orang berjalan melewati bangunan yang runtuh setelah gempa dahsyat di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Kamis, 9 Februari 2023. Koordinator kemanusiaan regional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk krisis Suriah Muhannad Hadi mengatakan pada Kamis (16/2/2023), jumlah korban meninggal di negara itu akibat gempa kemungkinan akan meningkat lebih lanjut.
Foto: Foto AP/Ghaith Alsayed
Orang-orang berjalan melewati bangunan yang runtuh setelah gempa dahsyat di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Kamis, 9 Februari 2023. Koordinator kemanusiaan regional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk krisis Suriah Muhannad Hadi mengatakan pada Kamis (16/2/2023), jumlah korban meninggal di negara itu akibat gempa kemungkinan akan meningkat lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Koordinator kemanusiaan regional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk krisis Suriah Muhannad Hadi mengatakan pada Kamis (16/2/2023), jumlah korban meninggal di negara itu akibat gempa kemungkinan akan meningkat lebih lanjut. Tim penyelamat berusaha keras memindahkan puing-puing di daerah yang terkena dampak paling parah.

"Kami berharap jumlahnya tidak bertambah banyak. Namun dari apa yang kami lihat kehancuran gempa ini benar-benar tidak memberi kami banyak harapan bahwa ini akan menjadi akhirnya," kata Hadi.

Baca Juga

PBB telah melaporkan korban meninggal di seluruh Suriah sekitar 6.000, termasuk 4.400 di barat laut yang dikuasai kelompok oposisi. Angka itu lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh otoritas pemerintah di Damaskus dan pejabat pertahanan sipil di barat laut, yang telah melaporkan masing-masing 1.414 dan 2.274 kematian.

Selain itu, Hadi membela tanggapan PBB terhadap bencana tersebut yang dikritik oleh banyak orang di Suriah sebagai lamban dan tidak memadai. Dia mencatat, bahkan sebelum gempa, ada sekitar 4,1 juta orang yang membutuhkan bantuan di Suriah barat laut, banyak di antaranya sudah mengungsi dan kini menjadi tunawisma atau mengungsi lagi.

Penduduk setempat yang berjuang setelah gempa bumi mengkritik keterlambatan dalam mendapatkan bantuan PBB ke daerah tersebut. Jalan menuju satu perbatasan yang melintasi dari Turki ke Suriah yang diizinkan oleh PBB rusak akibat gempa. Konvoi bantuan pertama yang memasuki Suriah barat laut datang tiga hari setelah gempa yang terjadi pada 6 Februari.

PBB dan Presiden Suriah Bashar al-Assad baru mencapai kesepakatan membuka dua penyeberangan tambahan pada Senin (13/2/2023). Namun para kritikus mengatakan, PBB seharusnya menggunakan penyeberangan tambahan tanpa menunggu persetujuan atau menemukan cara lain untuk mendapatkan bantuan mengingat situasi yang mengerikan.

Petugas penyelamat Suriah dan mereka yang kehilangan rumah dan anggota keluarga akibat gempa mengkritik lambatnya kedatangan bantuan. Mereka mengatakan merasa diabaikan oleh komunitas internasional.

“Saya dapat meyakinkan Anda, kami telah melakukan semua yang kami bisa sejak awal. Kami meminta semua pihak untuk mengutamakan kepentingan rakyat. Kami meminta semua orang untuk mendepolitisasi situasi kemanusiaan dan fokus mendukung kami untuk menjangkau orang-orang,” kata Hadi

Hadi mengatakan 120 truk bantuan telah menyeberang ke barat laut Suriah dari Turki pada Kamis. Sejauh ini, tidak ada konvoi bantuan yang menyeberang dari wilayah yang dikuasai Damaskus ke wilayah yang dikuasai pemberontak.

Hayat Tahrir al-Sham, kelompok pemberontak terkait Alqaidah yang menguasai sebagian besar barat laut sejauh ini menolak mengizinkan bantuan melintas dari wilayah pemerintah. Hadi mengatakan, PBB bekerja dengan semua pihak untuk membuka jalur bantuan, tetapi mengakui bahwa sejauh ini, belum berhasil.

PBB telah meminta 397 juta dolar AS untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan, menyelamatkan jiwa, termasuk tempat tinggal, makanan, dan perawatan kesehatan selama tiga bulan ke depan. Kerumitan yang lebih banyak hampir pasti akan muncul begitu tanggap gempa beralih dari bantuan darurat langsung ke pembangunan kembali, tetapi Hadi mengatakan, masih terlalu dini untuk memikirkan hal itu.

"Yang perlu kita fokuskan saat ini adalah pekerjaan kemanusiaan," kata Hadi. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement